Hiburan yang disediakan juga berupa musik yang dibawakan oleh band, grup idola lokal (chika idol), atau DJ. Lagu pun tak harus dari Jepang, bisa k-pop, pop Indonesia bahkan koplo.
Demam Cosplay Semarang
Melonjaknya jumlah acara yang menyertakan perlombaan atau sekadar pertemuan cosplayer di Semarang sulit untuk dibuat data. Namun dapat kita saksikan naiknya jumlah unggahan di akun komunitas cosplay Semarang atau komunitas budaya pop Jepang lainnya.
Jika sudah memasuki musim liburan sekolah, jumlah acara yang diselenggarakan terkadang melebihi jumlah hari libur mingguan yang hanya dua saja. Tak jarang pula terselenggara di dua tempat yang berbeda.
Meski mengalami lonjakan besar, komunitas cosplay di Semarang sudah ada sejak lama. Seperti grup Facebook "COSPLAY SEMARANG [OFFICIAL]" yang tercatat didirikan 27 Juli 2011, menunjukkan bahwa komunitas cosplay sudah lama berada di Semarang.
Lagipula, tidak mungkin grup komunitas terlahir tanpa adanya komunitas yang sudah terbentuk. Dengan kata lain, pastinya komunitas lebih tua daripada grup Facebooknya.
Lonjakan dalam kegiatan ini juga bisa dilihat dari unggahan komunitas lain. Saya mengambil contoh akun Instagram @idol.semarang. Unggahan tertua dari akun ini bertanggal 24 September 2020. Ini berarti, grup dibentuk di tengah masa Pembatasan Kegiatan saat pandemi COVID-19. Ditinjau dari unggahan-unggahan awal akun ini, kemungkinan tujuan awalnya untuk mempromosikan chika idol di Semarang.
Unggahan yang dipampang dalam laman Instagram yang sama menunjukkan 110 kotak unggahan pada 2022. Berbanding dengan sekitar 200 di tahun 2023 dan 150 per 11 Maret 2024. Pasar hobi ini terus berkembang di Semarang.
Selain secara angka, beberapa pendapat pelaku cosplay yang dikumpulkan penulis menunjukkan setuju pada penaikkan animo dan frekuensi acara. Hal ini seakan mengkonfirmasi temuan penulis. Tentu harus ada kajian lebih rinci mengenai hal ini.
Lonjakan Pasca Pandemi