Menjelang Waktu Maghrib
Aku merasa kembali ke masa kecilku.
Di tengah-tengahnya, masih kulihat sebuah pohon beringin besar.
Di bawahnya seolah kulihat bocah-bocah berlarian.
Ada yang menggiring bola plastik dan bersepeda.
Tawa riang mereka begitu membahana, menyeruak rimbun daun-daun beringin.
Senangnya, aku berada di antara mereka.
Kami menghabiskan waktu hingga menjelang waktu maghrib.
Aku selalu pulang membawa bau keringat.
Di rumah, ibu selalu menyambutku dan membawakan handuk.
“Cepatlah mandi dan segera mengaji.”
Hingga suatu ketika, aku pulang tidak ada ibu menyambutku.
Sunyi, tidak seorang pun terlihat di rumah.
Akhirnya hari sudah malam, bapak datang dengan wajah layu.
“Ibumu, tiba-tiba berpulang. Menjelang waktu maghrib tadi.”
Aku termangu, aku belum tau makna berpulang.
Di sekelilingku seketika berwarna abu-abu.
(*)
September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H