Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Dari Semut

23 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 23 Maret 2023   07:12 3283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semut, serangga kecil yang keberadaannya dalam pandangan manusia sering dianggap sebagai serangga pengganggu, ternyata dalam pandangan Allah SWT semut memperoleh kedudukan yang spesial dan penting. Buktinya, Allah SWT telah mengabadikan semut untuk menandai salah satu surat dalam Al Qur’an, yaitu Surat An-Naml (S. 27). 

Melalui perilaku makhluk kecil ini, Allah SWT hendak menunjukkan kepada manusia betapa perbuatanNYA mengandung makna yang sangat luar biasa, agar manusia mau berpikir, mau menggunakan akalnya, mau tunduk dan patuh terhadap ketentuanNYA. Kecuali itu, surah ini juga mengajarkan bahwa kehidupan sosial manusia tidak lepas dari kehidupan sosial makhluk yang lain di luar komunitas manusia, yaitu: kehidupan sosial binatang dan jin.

Hakikat kehidupan semut sangat populer karena berkaitan dengan mukjizat Nabi Sulaiman As. yang paham tentang bahasa binatang bahkan mampu berbicara dengan mereka. Kisah ini sangat populer karena sering diceritakan sejak seseorang masih kecil, baik oleh guru di sekolah maupun oleh orang tua di rumah. 

Kisahnya tak hanya menarik, tetapi juga sarat akan nilai-nilai kehidupan yang bisa menjadi teladan serta meningkatkan ketakwaan kepadaNYA. 

Kisah ini tercantum dalam ayat 17-18 surat An-Naml, suatu ketika balatentara Nabi Sulaiman As, yang terdiri dari jin, manusia, dan burung, berbaris tertib. Dengan tegapnya mereka berjalan melewati sebuah lembah tempat pemukiman kolonial semut. “Hai sekalian semut, masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar tidak terinjak-injak oleh Sulaiman dan pasukannya.”

Nabi Sulaiman As. yang mendengar suara itu, tidak lantas semena-mena menginjak dan merusak area tersebut. Namun Ia malah tersenyum dan juga memerintahkan balatentaranya untuk berhati-hati saat melangkah, karena di tempat tersebut ada rumah para semut, tempat mereka beraktivitas. Kemudian beliau bersujud serta memanjatkan do’a: “Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu, yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku. Dan untuk tetap mengerjakan amal saleh yang Engkau ridlai, serta berkat rahmatMu masukkan aku ke dalam golongan hamba-hambaMu yang saleh.” (QS. An Naml:19)

Betapa serasinya kehidupan ini jika para penguasa mempunyai kearifan dalam memaknai sebuah kritik dari rakyat kecil, bahkan dari makhluk sekecil semut, yang kehadirannya kerap kali dianggap sebagai pengganggu dan bahkan tidak berlama-lama, langsung dimusnahkan.

Semut adalah semua serangga anggota famili Formicidae, ordo Hymenoptera, memiliki lebih dari 12.500 spesies yang sebagian besar hidup di kawasan tropika. Hal-hal yang dapat diteladani dari semut diantaranya:

  • Semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloninya. Lebih tepatnya disebut serangga eusosial dengan sistem koloni yang teratur.
  • Setiap anggota koloni mempunyai tugas masing-masing yang terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadang kala disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.
  • Semut dikenal sebagai serangga yang mempunyai sifat ulet dan pantang menyerah, menjadikan semut dapat mempertahankan hidup dan dapat dijadikan pedoman positif untuk mengembangkan karakter yang baik.
  • Semut sangat loyal kepada pemimpinnya. Untuk menjaga keamanan para ratu, semut pekerja selalu siap menjaga keamanan sarangnya. Setiap kali pindah tempat, semut pekerja akan pergi terlebih dahulu untuk mencari tempat. Kemudian ratu semut akan ikut di belakangnya dan ditutup lagi dengan semut pekerja. Hal inilah yang menjadikan semut sebagai hewan yang setia dan rela berkorban.
  • Semut merupakan serangga yang sangat memperhatikan saudaranya, semut tidak pernah tamak. Ia selalu mendahulukan kepentingan kelompok dari pada kepentingan diri sendiri. Ketika semut mendapatkan makanan, ia tidak pernah memakannya sendirian. Semut akan selalu membawa makanan tersebut ke sarangnya terlebih dahulu untuk dijadikan persediaan makan bersama kawanannya yang lain. Semut juga mempunyai dua perut. Kedua perut yang dimilikinya ini memiliki fungsi salah satunya, yaitu untuk memegang makanan guna dikonsumsi sendiri, Sedangkan sisi perut lainnya digunakan untuk memegang makanan lainnya guna dibagikan ke semut lainnya. Proses ini dikenal sebagai trophallaxis yaitu pertukaran makanan antara dua individu.
  • Semut pekerja rela meledakkan dirinya demi menyelamatkan koloninya. Saat koloni terancam maka semut pekerja kecil akan mencabik tubuh mereka sendiri. Cara ini berakibat semut pekerja meledak hingga mengeluarkan cairan khusus dan tentu saja si semut tewas. Cairan yang keluar itu sangat lengket dan beracun, mampu membunuh dan mengusir predator dari sarang. Dengan kata lain, semut ini rela meledakkan dirinya sendiri agar koloninya selamat dari pemangsa. Pengorbanan yang sungguh luar biasa demi menyelamatkan bangsanya.

Selain perilaku semut tersebut, dalam perkembangan sains modern saat ini, banyak ilmuwan menemukan fenomena-fenomena menarik lainnya tentang semut, seperti dilansir dalam National Geographic Indonesia:

  • Semut Pelacak Bisa Mendeteksi Kanker Lebih Baik Dari pada Anjing. Semut mampu mendeteksi sel kanker dengan mengendus bau unik mereka. Seekor semut hanya perlu beberapa sesi pelatihan untuk mempelajari aroma sel kanker yang menurut para peneliti membuatnya lebih "layak, cepat, dan tidak terlalu melelahkan" daripada menggunakan hewan lain. Para peneliti mengatakan studi ini telah menunjukkan potensi semut untuk bertindak sebagai bio-detektor kanker.
  • Koloni Semut Berperilaku Seperti Jaringan Saraf. Studi baru dari Rockefeller University menemukan bahwa semut, sebagai kelompok atau koloni berperilaku mirip dengan jaringan neuron di otak. Koloni semut memutuskan untuk melarikan diri dari kenaikan suhu dengan cara yang sama seperti jaringan saraf memunculkan keputusan. Ketika suhu meningkat, satu koloni semut akan segera membuat keputusan bersama. Setiap semut merasakan panas yang meningkat di bawah kakinya tetapi tetap berjalan seperti biasa sampai, tiba-tiba, semut-semut itu berbalik arah. Seluruh kelompok bergegas keluar sebagai satu keputusan telah dibuat untuk mengungsi. Hampir seolah-olah koloni semut memiliki pikiran kolektif yang lebih besar.
  • Semut Dapat Mencium Adanya Sel Kanker dalam Urin. Studi baru dari ilmuwan Sorbonne Paris North University di Prancis menemukan bahwa semut dapat menggunakan antenanya untuk mendeteksi kanker dalam urin. Semut dapat dilatih untuk dapat mencium sel kanker yang ada di dalam urin.
  • Peta Global Biodiversitas Semut Mengungkap Area Misteri. Para ilmuwan Okinawa Institute of Science and Technology (OIST) telah membuat peta biodiversitas semut beresolusi tinggi. Mereka menggabungkan data dari seluruh dunia dengan prediksi dari pembelajaran mesin. Peta itu mengungkapkan area yang mungkin menyembunyikan spesies yang belum ditemukan. Seperti diketahui, semut memainkan peran penting dari mengaerasi tanah dan menyebarkan benih dan nutrisi, hingga mengais dan memangsa spesies lain.
  • Semut Bisa Menjadi 'Pabrik Obat' Bagi Manusia? Menurut studi terbaru, semut secara alami menghasilkan germisida yang kuat untuk melawan bakteri dan jamur. Ini menjadikan mereka target pabrik obat untuk manusia. Eksperimen yang dilakukan pada 20 spesies semut menunjukkan bahwa 12 dari mereka memiliki senyawa antimikroba. “Artinya, semut merupakan spesies terbaik untuk diteliti jika Anda ingin menemukan antimikroba baru,” kata Clint Penick, pemimpin penelitian dari Arizona State University.

Masih banyak lagi penemuan-penemuan para ilmuan pada diri semut, hal ini semakin menguatkan kita untuk bermunajat, “Wahai Rabb kami, Engkau tidak menciptakan sesuatu secara sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190) (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun