Politik lingkungan hidup merupakan salah satu topik yang sangat relevan bagi masyarakat Indonesia saat ini. Sebagai generasi Z, kita,Para mahasiswa, memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta dalam menjaga keberlangsungan planet kita. Namun, apakah politisi saat ini benar-benar peduli dengan masa depan kita? Apakah mereka telah berbuat cukup banyak untuk melindungi lingkungan hidup kita?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat data-data terkait politik lingkungan hidup di Indonesia. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), yang merupakan salah satu indikator utama kinerja negara dalam hal perlindungan lingkungan, menunjukkan adanya peningkatan sejak beberapa tahun belakangan. Namun, angka tersebut masih belum mencerminkan kondisi yang ideal karena masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
Salah satu tantangan besar dalam politik lingkungan hidup di Indonesia adalah lemahnya penegakan hukum. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup sendiri telah ditetapkan, namun pelaksanaannya sering kali gagal. Kasus-kasus polusi udara, limbah industri, dan deforestasi masih marak terjadi meskipun sudah ada regulasi yang jelas. Ini menunjukkan bahwa sistem penegakan hukum belum efektif dalam mengendalikan perilaku korporasi dan individu yang merugikan lingkungan.
Selain itu, tata kelola sumber daya alam juga menjadi masalah besar. Banyak proyek pembangunan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan dampaknya pada ekosistem sekitar. Contohnya adalah proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol atau bendung sungai yang kerapkali menyebabkan hilangnya habitat satwa liar serta polusi air. Hal ini tidak hanya membahayakan spesies tertentu saja tapi juga memiliki implikasi luas terhadap keseluruhan rantai makanan dan sistem ekologi.
Kelemahan lainnya adalah bahwa politisi sering kali membiarkannya semua demi mendapatkan dukungan dari pihak-pihak bisnis. Mereka cenderung memberikan prioritas kepada pertumbuhan ekonomi daripada kelestarian lingkungan. Ini tercermin dalam banyak kebijaksanaan yang dirancang dengan tujuan singkat yaitu meningkatkan PDB namun gagal memperhatikan konsekuensi panjang jangka waktu.
Contoh nyata bisa kita lihat dari kasus-kasus korban bencana alam akibat cuaca buruk yang semakin sering terjadi setiap tahunnya. Banjir bandang, longsor, dan gempa bumi telah menjadi fenomena umum di beberapa wilayah. Dengan demikian, klaim mereka tentang kemajuan teknologis dan kemampuan mitigasi bencana masih belum cukup meyakinkan apabila dibandingkan dengan tingginya angka korban jiwa maupun kerusakan fisik bangunan-bangunan publik.
Oleh karena itu, kita sebagai Mahasiswa haruslah aktif turut campurnya dalam proses demokratisasi guna memastikan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan terkait isu-isu lingkungan hidup tersebut. Kita haruslah terus membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga planet tempat tinggal bersama-sama sehingga nantinya tidak lagi bergantung pada intervensi pemerintah sendiri melainkan sudah menjadi budaya hidup sehari-hari setiap individunya.
Dalam konteks globalisasi modern ini pun tentulah tidak mustahil jika suatu hari nanti kita berhasil menciptakan sebuah model baru dalam manajemen sumberdaya alam yang ramah lingkungan dimana tiap-tiap elemennya saling berkompensatif antara satu sama lainnya baik dari segi sosio-ekonomi maupun teknologi informasi digital masa depan yang sedang digerakkan oleh generasi Z seperti kita sekarang ini!
Jadi mari kita mulailah dari awal Mari kita ambil langkah-langkah kecil namun signifikan setiap harinya supaya esok hari nanti ketika anak cucu kita bertemu dengan dunia barunya maka dia akan selalu ingat betapa besarnya perjuangan orangtua-orangtuanyaa dalam melestarikan warisan alam yang indah ini!
Terakhir tapi tidak kurang pentingnya mari kita doakan agar politik lingkungan hidup di negeri kita semakin baik lagi kedepannya tanpa harus bergantung pada nasib buruk atau baiknya cuaca alamiahnya saja melainkan sudah menjadi norma hidup sehari-hari nya
Politik lingkungan hidup di Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk ditingkatkan. Meskipun ada langkah-langkah positif, lemahnya penegakan hukum dan tata kelola sumber daya alam tetap menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, kita Para Mahasiswa haruslah terlibat aktif dalam proses demokrasinya guna memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan terkait isu-isu lingkungan hidup tersebut. Dengan cara ini, kita bisa menciptakan model manajemen sumber daya alam yang ramah lingkungan dan menjadi contoh bagi negara-negara lain di Asia Tenggara. Mari kita mulailah dari awal dan ambil langkah-langkah kecil namun signifikan setiap harinya supaya esok hari nanti ketika anak cucumu bertemu dengan dunia barunya maka dia akan selalu ingat betapa besarnya perjuangan orangtuanya dalam melestarikan warisan alam yang indah ini!