Mohon tunggu...
Dandi M S.S.M.
Dandi M S.S.M. Mohon Tunggu... Konsultan - Pembaca

Hi warga Kompasiana, nama saya Dandi Mailana Saputra.,S.M. Full time Business Part time Blogger Kegiatan saya dapat kalian kunjungi di instagram @dandi_m_s

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

AI Mengikis Kemampuan Manusia dalam Berpikir?

18 Juli 2023   20:54 Diperbarui: 18 Juli 2023   20:56 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Artificial Intelligence atau (AI) adalah sebuah sistem kecerdasan buatan yang dilakukan oleh komputer. Pada saat ini penggunaan AI sudah banyak digunakan oleh manusia sebagai pembantu dalam mengerjakan sesuatu. Bahkan peranan AI sudah banyak juga yang menggantikan pekerjaan manusia di dalam perusahaan. AI saat ini memang belum sempurna, namun dalam operasional saat ini sudah cukup menggantikan peranan manusia, terutama dalam berfikir. Kemampuan mengingat, mencari, menalar maupun menyimpulkan yang lebih kuat di banding kemampuan yang dimiliki manusia maka wajar jika efisiensi AI banyak di pergunakan.

Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, penulis juga dapat menemukan banyak mahasiswa atau civitas akademika yang memanfaatkan AI dalam menyelesaikan tugasnya. Mahasiswa sebagai insan yang di tempa dalam berfikir lebih kritis dan sebagai bagian pemecah kebuntuan sungguh sangat dirugikan dalam beberapa hal termasuk dalam pondasi awal atau fundamental kemampuan berfikir. AI dapat menyelesaikan tugas mata kuliah, seperti menjawab pertanyaan, membantu membuat papper ataupun jurnal akademik, maupun membuat slide presentasi. Bahkan AI dapat mem-visualisasikan animasi yang diminta dari sebuah deskripsi atau perintah yang diminta.

Dengan begitu, kemampuan dasar berfikir kreatif dan kritis manusia dapat di-kikis-kan oleh peranan AI. AI pada dasarnya di harapkan membantu peranan manusia namun  bukan sebagai pengganti ketajaman manusia dalam berfikir. Alangkah baiknya AI hanya membantu sedikit porsi peranan manusia bukan menggantikan manusia sepenuhnya.

AI adalah bagian dari sistem yang dirancang dengan perhitungan yang paten atau dengan kata lain tidak dapat mengupas ide seperti yang dilakukan manusia. Maka dengan begitu tidak juga serta merta manusia membiasakan diri menggunakan AI karena insting berfikir manusia harus tetap diasah. Kemajuan teknologi sudah seharusnya di ikuti kemampuan manusia dapat berfikir lebih maju bukan justru kemajuan teknologi menghambat manusia dalam berfikir.

AI memang sudah banyak sekali masuk kedalam ranah penting kehidupan manusia. bahkan hal yang tidak pernah terfikirkan dapat digantikan oleh peranan teknologi justru telah juga dapat digantikan oleh AI, salah satunya adalah pembuatan karya seni. AI saat ini dapat membuat grapic design atau seni digital lainnya. Maka bukan tidak mungkin kedepannya pembuatan animasi yang begitu sulit dan memakan cost yang besar akan dapat dikerjakan oleh AI.

Banyak perusahaan juga telah terang-terangan membicarakan wacana menggantikan peran manusia dalam melakukan pekerjaan dalam perusahaan mereka. AI dapat melakukan banyak hal, sehingga manusia dipaksa untuk berfikir lebih kritis agar memiliki pos lain yang perannya sulit di gantikan oleh AI. Namun memang sangat sulit menemukan celah AI, bahkan AI dapat menjadi pasukan perang yang mengerikan dengan perasaan yang jauh lebih sadis dari manusia. AI dapat membuat propaganda atau cerita bohong sampai dapat menemukan keberadaan manusia. Tak jarang AI di kemukakan dapat membuka data rahasia seseorang dan mengetahui posisi seseorang dengan seperangkat kemampuan yang telah diciptakan.

Selain sisi buruk, AI tentu banyak membantu peran manusia. Terutama ketepatan dalam mengerjakan sesuatu, karena AI memiliki memori atau daya ingat yang lebih Akurat dari pada manusia. Selain itu manusia juga dapat dipaksa berfikir lebih kritis mencari cela AI, namun tak jarang juga manusia justru kalah karena perkembangan AI yang lebih cepat.

Terimakasih Kepada para pembaca semoga hal-hal baik menyertai anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun