Mohon tunggu...
Dandi M S.S.M.
Dandi M S.S.M. Mohon Tunggu... Konsultan - Pembaca

Hi warga Kompasiana, nama saya Dandi Mailana Saputra.,S.M. Full time Business Part time Blogger Kegiatan saya dapat kalian kunjungi di instagram @dandi_m_s

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bisnis FNB Masih Menarik? Tata Kelola dan Manjemen Perencanaan Bisnis FNB

14 Maret 2023   19:24 Diperbarui: 14 Maret 2023   19:26 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : instagram.com/sepertiayamhq

Bisnis FNB masih menarik? Tata kelola dan manajemen perencanaan bisnis FNB.

Semakin tahun semakin menjamur nya usaha Food and Baverage (FNB) di Indonesia. Tata kelola yang mudah, semua orang membutuhkan, berawal dari hobi, dan strategi pemasaran yang cenderung mudah di banding sektor usaha lain menjadi alasan orang memulai usaha FNB.

Kehadiran platform penjualan online berbasis aplikasi turut membantu para pengusaha FNB untuk menjual produknya. Mulai dari Grab Food, Gofood, Shopee Food, dan Traveloka Eats menjadi sasaran para pengusaha FNB. Perlu di ingat rata-rata komisi untuk aplikator sebesar 20% dari harga jual yang di tawarkan, maka beban biaya tersebut harus di ingat bagi para pengusaha agar tetap mendapatkan keuntungan yang baik. Setidaknya ada 3 alasan pengusaha menjual produknya di platform penjualan makanan/minuman ini. Yang pertama sebagai media promosi brand, yang kedua sebagai media penjualan yang praktis, selanjutnya sebagai media penjualan yang membantu omset penjualan.

Mengapa platform pemesanan makanan ini dianggap sebagai media promosi? Pengguna aplikasi ini terutama di kota-kota besar cukup banyak, maka ketika pasar (customer) melihat  brand yang di jual maka ikut menaikkan brand awareness. Bukan hal yang tabu lagi jika dikatakan kalau promosi melalui dunia digital lebih efektif karena marangkul banyak pasar. Dengan pendaftaran yang tidak memerlukan biaya tentu membantu UMKM serta pengusaha baru di FNB. Bayangkan apabila kita harus mengeluarkan budget promosi melalui media masa, pemasangan reklame atau memberikan voucher diskon tentu dengan berdagang di aplikasi pemesanan makanan menjadi yang termurah di banding dengan cara lain.

Selanjutnya alasan yang dipilih pengusaha adalah karena cara penjualannya yang praktis. Pembeli di mudahkan hanya mengklik pesanan yang diinginkan tanpa ribet harus ngantri atau menunggu lama-lama di resto. Selain itu di sisi penjual kita juga di mudahkan karena pembayaran yang di terima melalui satu pintu lengkap beserta laporan penjualan yang diberikan aplikator dan juga tidak menambah beban operasional tambahan ketika customer lebih memutuskan membeli pesanan take away.

Alasan terakhir adalah sebagai media penjualan yang membantu omset penjualan. Yang terakhir ini memang tidak dimiliki oleh banyak resto atau usaha. Tetapi beberapa brand mengandalkan penjualan melalui online bahkan beberapa tidak memiliki dine in area. Tentu untuk dapat memilih langkah ini perlu belajar mengenai sistem penjualan online berbasis aplikasi lebih jauh lagi.


Lalu bagaimana cara membangun bisnis FNB? Bagaimana cara memulainya?. Tentu sebagai pengusaha, pertimbangan terbesarnya adalah keuntungan. Bisnis FNB mana yang secara market sudah luas, yang artinya semua orang membutuhkannya. Sebagai contoh; apabila menurut analisa kamu bisnis makanan berupa makanan berat seperti nasi dan ayam maka pilih lah bisnis tersebut. Selanjutnya kamu dapat memproyeksikan manajemen strategi yang akan kamu terapkan.

Misalkan kamu harus memilih bagaimana langkah promosi kamu, siapa saja calon pembelinya, dimana kamu akan pasarkan dagangan kamu, hitung secara rinci Harga Pokok Penjualan (HPP), Biaya Operasional Produk (BOP), dan variabel keuangan lain secara terperinci. Kamu harus riset lebih jauh lagi.

Hal yang terpenting adalah menghitung atau menganalisa Risk Management atau manajemen resiko. Perhatikan apakah kemungkinan yang akan menerpa bisnis kamu. Misalkan bagaimana jika kemudian bahan baku lambat keluar; berapa besaran Wasting Product yang akan menjadi beban usaha. 

Ada baiknya kamu memikirkan antisipasi mengelola produk waste agar usaha tidak terbebani, misalkan jika penjualan cenderung lamban maka kamu bisa memberikan voucher diskon atau promosi tertentu. Namun perlu di ingat kamu kalau terlalu sering diskon, maka mindset customer adalah memburu diskon yang kamu tawarkan.  Jika kamu tidak memberikan diskon lagi, di keputusan customer untuk membeli produk adalah nunggu diskon yang akan kamu tawarkan lebih lanjut mengenai promosi akan saya bahas di tulisan lain. Selain itu banyak variabel risk manajemen yang harus kamu pelajari lebih jauh agar strategi bisnis kamu berjalan lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun