Bangku pendidikan tinggi dianggap sebagai pabriknya orang sukses. Gak sepenuhnya benar, gak pula dapat dikatakan salah. Pendidikan tinggi banyak menciptakan banyak konglomerat, pejabat, bahkan elite negara. Namun yang tidak merasakan asam garam nya pendidikan tinggi pun dapat sukses dengan jalan yang mereka pilih. Bahkan Bu Susi Pujiastuti yang tidak pernah merasakan pendidikan tinggi pun dapat di beri gelar doktor kehormatan salah satu kampus terbaik indonesia. Walaupun sistem pendidikan tinggi terus di kritisi dan di kaji karena dianggap tidak menghasilkan output yang memuaskan, sampai akhirnya pembaruan sistem seperti Kampus Merdeka pun dilahirkan.
Terlepas dari itu semua saya melihat banyak mahasiswa atau lulusan perguruan tinggi yang memiliki keberanian tampil atau berbicara. Saya menyadari ini setelah bertemu dengan teman yang sudah lama tidak berjumpa karena memiliki kesibukan masing-masing. Teman yang dulu saya kenal sebagai orang yang diam cenderung menurut kepada orang yang bersamanya kali ini dia berani berani berbicara banyak yang tidak sesuai dengan hatinya. Pemikiran yang tidak dia pahami pun ditanyakan dan di diskusikan sampai menemui apa yang harus dilakukan.
Ya, Mahasiswa memiliki makanan rutin yang disebut dengan diskusi. Banyak pekerjaan kampus yang memerlukan hasil diskusi dan pendapat ahli, yang apabila tidak. Dosen akan bertanya bahkan enggan menilai hasil jawabannya. Pendidikan tinggi sungguh berbeda dari SMU atau SMP. Sumber jawaban harus detail bahkan sampai lembar halaman dimana ahli pernah berpendapat. Apabila butuh kajian lebih maka akan digelarnya forum diskusi antar mahasiswa. Kebiasaan kritis ini yang membuat mahasiswa tidak mudah menelan isu bulat-bulat, inilah cikal bakal keberanian mahasiswa berbicara. Tidak sedikit pejabat negara atau orang "Penting" yang mempekerjakan staf pribadinya yang berasal dari mahasiswa karena fikiran kritis yang dimiliki mahasiswa. Beberapa teman saya bahkan bekerja untuk Anggota DPR RI, Pengusaha, bahkan pimpinan instansi yang tidak dapat saya sebutkan karena belum tau apakah boleh di sebutkan atau tidak.
Mahasiswa juga "dipaksa" berani tampil di depan umum. Mulai dari presentasi di depan kelas yang hampir semua Mata kuliah memberikan tugas itu, atau pada saat pelaksanaan KKN sebagai bentuk pengabdian kepada Masyarakat. Bahkan tidak jarang dosen yang ingin mahasiswa nya berpendapat terlepas dari salah atau benarnya yang jarang terjadi di bangku sekolah. Banyak alasan yang menyebabkan mahasiswa berani tampil. Mari kita diskusikan di kolom tanggapan dibawah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI