Berbagai cara untuk menggalakkan adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19 terus digencarkan. Universitas Diponegoro ikut andil dengan menerjunkan mahasiswanya melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 tahun 2021 yang dilakukan sesuai domisili masing-masing. Kegiatan yang dijalankan mulai 4 Januari hingga 16 Februari 2021 mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)."
Pandemi Covid-19 nyatanya hingga tahun 2021 masih meninggalkan berbagai persoalan yang belum terselesaikan, tidak terkecuali tentang kesehatan. Selain memproteksi diri dengan mengikuti protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak atau yang dikenal dengan 3M, masyarakat perlu meningkatkan daya tahan tubuh sembari menunggu giliran mendapat vaksinasi.
Upaya peningkatan imun menjadi salah satu ide bagi mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Dandi Hermawan untuk memberdayakan remaja Kelurahan Campurejo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal melalui program "Njamu Sehat." Program tersebut dilakukan pada Rabu (20/1) dengan memberikan edukasi untuk memberdayakan remaja memiliki keterampilan budidaya tanaman obat di rumah. Â Remaja dibekali cara membuat media tanam dari tanah pekarangan, pupuk kandang, dan arang sekam. Kemudian ditanami jahe merah dan temulawak.
Program ini juga memberikan edukasi kepada remaja untuk memanfaatkan tanaman obat sebagai bahan dasar pengolahan jamu. Jamu tradisional yang diajarkan hanya membutuhkan satu ibu jari jahe merah, satu ibu jari temulawak, sejumput daun pegagan, dan gula merah serta air secukupnya. Semua bahan tersebut dimasak di dalam air mendidih selama sepuluh hingga lima belas menit. Tak hanya itu, manfaat mengonsumsi jahe pun disampaikan sebagai tambahan informasi. Edukasi ini dapat menambah motivasi remaja mempunyai gaya hidup sehat dengan herbal.
Selain itu, mahasiswa KKN merancang program "Nadi (Kenali dan Cintai Diri)" untuk menekan melonjaknya pernikahan dini di kalangan remaja Kelurahan Campurejo. Program tersebut bagian dari upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dikenal dengan Suistainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan "Kehidupan Sehat dan Sejahtera."
Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa (26/1) yaitu pembagian buku saku Nadi dan penayangan film "Dua Garis Biru" sebagai media mengenalkan pentingnya pemahaman kesehatan reproduksi sejak dini dan tidak melakukan seks pranikah. Di akhir acara, diadakan sesi diskusi dari tayangan film yang telah disaksikan bersama.
Acara tersebut menggandeng Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Kecamatan Boja. Salah satu PKB, Dyah Darlinta menuturkan bahwa remaja sangat minim informasi kesehatan reproduksi karena tidak terfasilitasi dengan baik dan masih berkembangnya stigma masyarakat tentang pendidikan kesehatan reproduksi yang tabu jika diperbincangkan kepada remaja.
"Remaja itu minim sekali informasi tentang kespro -kesehatan reproduksi- sampai sekarang. Di sekolah juga gak terfasilitasi. Apalagi orang tua sekarang masih aja menganggap tabu bahas kaya gitu," ujar Dyah.