Memotret pertujukan memang mengasyikkan, di dalamnya kita dapat menangkap karakter-karakter lakon yang memainkan perannya dan menghasilkan foto foto yang dramatis. Apalagi bila kita menyukai tema dari pertunjukan tersebut, tentunya kita pasti akan berusaha untuk mendapatkan momen momen yang menarik dari pertunjukan tersebut.
Namun semua itu akan berbalik jika kita tidak mempersiapkan diri kita sebelumnya. Hasil gambar yang kabur karena guncangan kamera, gambar pemain yang terlalu kecil dan lain sebagainya kadang membuat kita frustasi dan bertanya; kok bisa begini ya??
Berikut ini saya akan memberikan beberapa saran dalam memotret pertunjukan, baik itu teater,tari musik dan pertunjukan lainnya:
Peraturan dalam memotret pertunjukan sering kali fotografer tidak diperkenankan memotret dengan menggunakan lampu kilat karena akan mengganggu konsentrasi penonton dan pemain. Bahkan suara kamera andapun kadang dianggap mengganggu konsentrasi penonton, apalagi pada pertunjukan musik klasik. Maka dari itu hati hatilah jangan buat manuver yang mengganggu !
Persipan film Akan sangatmemudahkan jika menggunakan film dengan ASA tinggi seperti; ASA 1600, 3200. ini amat membantu untuk menghasilkan gambar yang tajam (tidak kabur karena goyangan kamera). Dengan menggunakan ASA tinggi, maka kecepatan rana pada kamera akan semakin tinggi pula. Bila perlu gunakan juga tripod atau monopod.
Apabila anda kesulitan untuk mendapatkan film dengan ASA tinggi, ada suatu cara lebih murah, yaitu dengan proses 'push'. Yaitu dengan menggunakan film ASA 400 namun dianggap sebagai ASA 3200 dengan cara mengatur penunjuk ASA pada kamera menunjuk ke ASA 3200. pada saat proses film, katakan pada pihak lab, bahwa anda membutuhkan proses push dari asa 400 ke asa 3200.
Seringkali fotografer memakai film hitam putih dalam memotret pertunjukan, alasannya selain hitam putih itu dramatis, juga karena alasan proses cuci film yang dapat diatur dengan mudah oleh pencuci film karena proses cuci film hitam putih dilakukan secara manual. untuk penggunaan film warna seringkali menghasilkan warna yang tidak akurat (kemerahan). ini disebabkan suhu warna lampu spot berbeda dengan yang dibutuhkan film (film dirancang untuk menggunakan cahaya matahari dan lampu kilat). Adapun film yang dibuat untuk keperluan tersebut ialah film tungsten yang sulit didapatkan di pasaran.
Menggunakan Kamera Digital
Jika menggunakan kamera digital, maka pada sebagian besar kamera digital saat ini asa tidaklah menjadi masalah. pada kamera nikon D100 misalnya asa dapat di set pada 1600, atau jika masih terasa kurang asa kamera tersebut masih dapat ditingkatkan pasa seting Hi-1 dan Hi-2. yang perlu di pikirkan ialah memilih white balance yang sesuai dengan sumber yang digunakan. jika memungkinkan gunakan WB custom agar warna dapat terekam dengan akurat
Lensa
Menggunakan lensa dengan diafragma besar (angka kecil). Ini akan membantu agar jumlah cahaya yang masuk cukup untuk menghasilkan gambar pada film. dan jika memungkinkan gunakan lensa zoom dengan diafragma yang cukup besar, mis. 2,8 atau 4
Mencari momen yang tepat
Momen yang tepat akan menghasilkan foto yang jauh lebih menarik, sehingga dari foto itu kita dapat mengetahui inti tema dari pertunjukan tersebut. Seperti kata orang cina "sebuah gambar lebih berhargga dari pada seribu kata-kata". Untuk itu ada baiknya untuk mengikuti sesi geladi resik pertunjukan tersebut, atau paling tidak, membaca sinopsis pertunjukan, dengan demikian kita dapat mengetahui momen momen yang penting, arah lampu dan kitapun akan mendapatkan bayangan dimana posisi kita pada saat memotret nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H