Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"(Because) Your World is Not Flat"

19 Oktober 2017   19:52 Diperbarui: 20 Oktober 2017   10:18 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pengolahan gambar dari 2 lensa (jp.ricoh.com)

Ada peribahasa mengatakan "Dunia tidak selebar daun kelor". Karena daun kelor itu kecil, makna harfiahnya dari peribahasa ini adalah dunia itu tidak sempit.

Setiap orang suka mengabadikan momen2 dalam hidupnya dengan foto. Mulai dari momen yang remeh-temeh, seperti hari ini masak/makan apa, pergi kemana, pakai baju apa, kencan dimana, dst dst (yang bisa kita saksikan sendiri di medsos), sampai dengan momen penting seperti wisuda-an, pernikahan, ulang tahun dst.

Dalam mengabadikan setiap momen tersebut, tentunya orang lebih suka menggunakan kamera/handphone yang kameranya mempunyai kemampuan untuk mengambil sudut gambar yang lebar/luas. Bahkan, karena orang suka selfie/welfie, ada beberapa produsen kamera dan handphone yang memang sengaja memasarkan produknya khusus untuk itu dengan kemampuan pengambilan sudut gambar yang lebih luas dibanding produk sejenis dari vendor lain. Karena kemampuan pengambilan sudut gambar yang lebih luas, maka tidak perlu lagi pakai tongsis (tongkat narsis, atau tongkat yang ujungnya bisa dipasang kamera) pun, orang sekampung bisa masuk dalam frame foto ketika ber-welfie-ria.

Perkembangan foto dengan sudut gambar yang lebar/luas

Jika dilihat dari cara penggabungan gambar untuk mencapai hasil akhir foto lebar, kita bisa mengelompokkannya menjadi 3 macam :

  • Foto Cylindrical

Gambaran foto berbentuk silinder (360.hatenablog.jp)
Gambaran foto berbentuk silinder (360.hatenablog.jp)
Foto berbentuk silinder bisa dihasilkan dengan satu kali jepretan kamera atau beberapa keli jepretan kemudian gambar disambung (stitching) sehingga membentuk foto memanjang yang disebut foto panorama.

Foto panorama (dari Bahasa Yunani panhorama yang berarti semua/seluruh sudut pandang) sudah populer di abad 19 setelah dipasarkannya kamera daguerreotype di Perancis.

Di zaman kamera analog (film), perkembangan foto panorama mulai marak dengan diluncurkannya kamera yang punya kemampuan untuk mengambil gambar panoramik (disebut dengan panorama kamera) dengan sistem lensa yang berputar. Contohnya adalah Widelux keluaran Panon Camera, Horizon keluaran KMZ, Widepan, dan Noblex.

Di era digital, beberapa produsen juga memasarkan produk unggulan untuk foto lebar ini. Saya akan mengambil 2 contoh saja, dari produsen kamera yang besar yaitu Kodak dan Sony, dengan masing2 teknik pengambilan foto yang berbeda.

Kodak dengan produknya V570/V705, menggunakan teknik menyambung 2 gambar yang diambil secara berurutan. Setelah pengambilan gambar pertama, maka di view finder akan ada tampilan transparan dari gambar yang diambil sebelumnya. Kita kemudian bisa menggeser sudut pengambilan kamera secara horizontal (ke kiri atau kanan) dan mencocokkan bagian2 yang ada di gambar transparan tersebut supaya bagian sisi pinggirnya pas/bertumpuk dengan tampilan yang ada di view finder saat itu dengan sempurna. Setelah pas, maka maka kita bisa menekan tombol kamera untuk mengambil gambar kedua. Kemudian 2 gambar tersebut akan disambung di dalam kamera, dan setelah selesai hasil akhir akan ditampilkan di layar. Sudut pandang foto yang bisa dihasilkan dengan cara ini adalah sekitar 180 derajat.

Contoh hasil dengan kamera Kodak. Lokasi : Umegou Oume City (Dokumentasi Pribadi)
Contoh hasil dengan kamera Kodak. Lokasi : Umegou Oume City (Dokumentasi Pribadi)
Sony memperkenalkan produk swing panorama pada tahun 2009. Swing panorama adalah pengambilan foto panorama dengan menggerakkan kamera ke kiri/kanan maupun ke atas/bawah dengan menekan tombol "jepretan" satu kali saja selama pengambilan foto. Sudut pandang foto yang dihasilkan dengan cara ini adalah sekitar 250 derajat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun