Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pelajaran dari "Saudara Tua" di Momen 17 Agustus

17 Agustus 2017   08:36 Diperbarui: 17 Agustus 2017   22:42 1881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi di dalam kereta. Ada yang membaca, main hape, tidur, pokoknya bermacam-macam (dokumentasi pribadi)

(bagian pertama dari tulisan bisa dibacadisini)

Kenapa Jepang bisa begitu dengan cepat bangkit dari kehancuran ?

Apa sih yang bisa membuat Jepang bisa begitu cepat bangkit setelah kalah dan hancur dalam PD-II ?
Saya akan mencoba mengulasnya. Mudah-mudahan, ada pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman Jepang yang berhasil "menaklukkan" keterpurukannya setelah PD-II.

1. Kerja Total

Sifat orang memang tidak memandang ras. Dalam arti, kita bisa menemukan sifat apa saja di semua negara, tidak terkecuali Jepang.

Mungkin kita pernah mendengar tentang cerita orang yang datang untuk berlibur di Jepang, mengatakan bahwa orang Jepang itu ramah serta penjaga toko atau orang yang berhubungan dengan pekerjaan pelayanan itu semuanya murah senyum.

Sebenarnya tidak ada yang salah akan cerita dan tanggapan itu.

Untuk bagian "orang Jepang itu ramah", mungkin karena orang itu hanya tinggal di Jepang untuk waktu yang singkat. Jadi ya, mereka mungkin ketemunya dengan orang Jepang yang "kebetulan" ramah dan baik hati terus. Sebab sebagai turis, pergerakannya maupun interaksi dengan orang Jepangnya pun tidak begitu banyak dan luas. Namun fakta di lapangan, yang nggak ramah juga ada kok. 

Lalu untuk bagian "penjaga toko atau orang yang berhubungan dengan pelayanan itu semuanya murah senyum" bagaimana ? Ya lumrah saja kalau mereka begitu, karena itu memang pekerjaan mereka. Kalau kerjanya melayani dan berhubungan dengan orang, ya harus senyum. Kalau nggak kan bisa "kabur" tuh orang yang dilayaninya. Kalau membuat orang kabur, bukan pelayanan dong namanya :)

Jika digali lebih dalam lagi, tentang senyam-senyumnya itu sebenarnya orang Jepang hanya melakukan apa yang jadi tugasnya. Karena mereka selalu punya prinsip, kalau sudah melalukan pekerjaan, ya harus total. Senyum merupakan bagian dari pelayanan, dan memberikan pelayanan yang terbaik memang sudah menjadi SOP (Standard Operating Procedure)nya. Jadi bisa dibilang, senyum merupakan salah satu bukti dari totalitas mereka dalam bekerja.

Lain cerita kalau dia bertugas jadi pengawas misalnya di bagian imigrasi dan SOP nya harus tegas, ya mereka tegas. Makanya kalau di Jepang, kita nggak pernah lihat petugas imigrasi yang senyum2 (atau cengengesan) kan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun