Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tamu Tak Diundang yang Membuat Heboh Warga Jepang

13 Juli 2017   16:46 Diperbarui: 13 Juli 2017   17:31 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa minggu belakangan ini, Jepang sedang dihebohkan oleh kedatangan "tamu" yang tidak diundang. "Tamu" itu adalah hiari (fire ants atau semut api). Hiari ini pertama kali ditemukan pada tanggal 20 Mei 2017 di kontainer yang diturunkan dari kapal di pelabuhan Kobe.

Hiari menurut Lembaga Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), termasuk dalam daftar 100 species invasif yang berbahaya. Juga dalam peraturan tentang "makhluk hidup yang berasal dari daerah di luar Jepang" yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, Hiari ditetapkan sebagai salah satu makhluk hidup (serangga) yang harus dicegah masuk dan pembiakannya di Jepang karena selain mengandung racun yang bisa membahayakan manusia dan juga bisa berdampak buruk pada ekosistem.

Semenjak diketemukannya hiari di Kobe, hari-hari berikutnya hiari juga ternyata dapat ditemukan di pelabuhan-pelabuhan antara lain di Nagoya dan Oosaka. Bahkan hiarijuga ditemukan di Tokyo, kota yang berjarak kurang lebih 600 Km dari Kobe. Lalu ada juga hiari yang ditemukan di bagasi barang di lokasi yang jauh dari tempat bongkar muatnya di pelabuhan.

Menurut para ahli, di lingkungan yang normal dengan mengambil contoh penyebarannya di Amerika, dalam kurun waktu 1 tahun, mereka "hanya" bisa menyebar dalam radius 10 Km. Namun di jaman sekarang, karena kemajuan teknologi yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kecepatan perpindahan barang di dalam (maupun antar) negara, hiari ternyata bisa ditemukan di beberapa tempat yang berjauhan di Jepang hanya dalam hitungan hari. 

Pemerintah berpikir, jika hal ini tidak ditangani secara serius, maka hiaridikhawatirkan akan menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru Jepang. Kekhawatiran ini bukan tidak berdasar, karena sifat dari hiariyang menyukai habitat di dekat jalan-jalan besar yang memang banyak tumbuh rerumputan maupun di taman yang banyak tersebar di setiap kota. Dan jalan -jalan inilah  yang merupakan jalur-jalur yang dilalui untuk transportasi perpindahan barang/muatan dari dan antar kota.

Lalu, sebenarnya apa sih pengaruh atau dampak  hiariini ?

Jika orang yang tersengat hiari rentan terhadap zat yang terkandung di dalamnya dan timbul gejala alergi sampai pada tahap Anaphylactic Shock, maka bisa berakibat fatal bagi korban. Gejala Anaphylactic Shockini misalnya kulit bekas sengatan menjadi merah kemudian gatal dan terasa panas, merasa mual dan ingin muntah, rasa sakit di dada, pernafasan susah, hidung berair dan lain-lain.  

Penanganan yang cepat dan tepat tentunya sangat disarankan untuk korban sengatan hiari, misalnya membilas secara hati-hati bekas sengatan dengan air dingin untuk mengurangi radang, mengurangi gerakan tubuh dan tidak panik agar racun tidak menjalar dengan cepat dan tentunya menghubungi dokter atau rumah sakit terdekat untuk segera mendapatkan penanganan medis.

Dampaknya pada ekonomi juga ada. Dengan mengambil contoh lagi-lagi di Amerika, dimana laporan tentang hiari sudah ada semenjak tahun 1930, kerugian yang disebabkan oleh hiari bisa mencapai puluhan trilyun rupiah dalam setahun. 

Kerugian ini disebabkan karena koloni hiari, di mana hiari pekerja-nya yang terkenal agresif, terkadang menyerang dengan sasaran hewan di peternakan, maupun hasil-hasil buah dan sayuran di beberapa perkebunan dan pertanian. Bahkan, serangan hiari ini kadang juga mengakibatkan kerusakan di kabel instalasi infrastruktur misalnya di perusahaan telekomunikasi maupun perusahaan pembangkit listrik.

Pemerintah Jepang melalukan berbagai upaya, yaitu selain perintah untuk memperketat pemeriksaan barang atau kontainer di pelabuhan, hari ini pemerintah juga menginstruksikan untuk memperketat pemeriksaan di 29 bandara yang tersebar di seluruh Jepang. Pemerintah juga mendistribusikan perangkat (kit) untuk menangkap hiari, serta umpan racun dan semprotan untuk membasmi hiaribilamana ditemukan.

Pemeriksaan Kontainer (infoseek.co.jp )
Pemeriksaan Kontainer (infoseek.co.jp )
Media Jepang juga gencar memberitakan seputar hiari, agar masyarakat bisa mendapat informasi yang benar dan tidak merasa ketakutan atau menjadi panik yang berlebihan. Mereka umumnya memberi info seputar bagaimana bentuk hiari dan apa yang membedakannya dari semut yang lain. Alasan utamanya adalah, sebenarnya ada semut-semut yang merupakan musuh alami dari hiari ini.

Masyarakat dihimbau agar mencheck terlebih dahulu sebelum membasmi semut misalnya dengan obat semprot, karena kalau mereka mematikan semut yang salah, bisa jadi efeknya negatif dan berakibat fatal yaitu berkurangnya musuh alami yang bisa berakibat mempermudah atau membantu berkembangbiaknya hiari ini. 

Cara-cara antisipasi juga diberikan, diantaranya anjuran untuk menggunakan sarung tangan dan sepatu (boot) yang bisa menutupi kaki bila sedang bekerja di lingkungan yang banyak semak dan rumput atau tempat-tempat yang dicurigai menjadi habitat hiari. Masyarakat juga dihimbau agar melaporkan bila menemui hiari yang ciri-cirinya banyak ditayangkan di media massa.

Usaha pemerintah Jepang saat ini untuk menghambat penyebaran hiari yang semakin digalakkan disebabkan karena keyakinan pemerintah, bahwa pencegahan adalah cara yang terampuh dan termurah sekarang. Karena berdasarkan temuan sampai saat ini, hiari ini baru ditemukan dalam tahap awal, belum ditemukan koloni dalam jumlah yang besar lengkap dan menetap dengan ratu hiari yang merupakan sumber berkembangbiaknya semut di koloni tersebut.

Namun ada juga hal yang menarik terjadi sehubungan dengan kehebohan hiariini. Industri yang bergerak di bidang obat-obatan terutama yang mempunyai produk untuk penanggulangan hama atau serangga, tercatat harga sahamnya naik. Misalnya saham dari perusahaan Fumakilla dan Earth Chemical.

Di balik semua kehebohan tersebut, saya menilai usaha yang gigih dari pemerintah Jepang dalam hal pencegahan penyebaran hiari ini, adalah wujud dari kekhawatiran Pemerintah Jepang akan kemungkinan dampak yang bisa diakibatkan dalam kaitannya dengan ekosistem, selain juga pemikiran terhadap efek atau dampaknya terhadap manusia dan juga terhadap ekonomi. 

Karena alam, dengan keragaman flora serta fauna dengan ekosistem yang terjaga dengan baik merupakan warisan yang paling berharga yang bisa dan wajib diturunkan ke generasimasa depan.

Sumber : Nikkei Shinbun, JIUSSI, Houdoukyou, Ironna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun