Mohon tunggu...
Agatha Danastri
Agatha Danastri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pecandu susu kacang kedelai || Pernah bercita-cita menjadi wartawan perang || Mahasiswi STF Driyarkara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Handphonemu, Malapetakamu...

16 Desember 2013   16:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:52 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda yang membaca tulisan saya ini pasti punya gadget. Dibacanya lucu ya, GEDJET. Saya juga punya, tapi mungkin gadget saya tidak semewah milik anda. Orang memilih gadget itu biasanya dengan alasan kebutuhan. Ya tho? Atau malah kadang hanya untuk tampil keren, karena kalau gak pake iPhone gak keren katanya. Lebih parahnya mungkin karena saking kebanyakan duit sampai akhirnya gak tau duit itu mau diapakan, dan membeli gadget yang tidak jauh beda dari gadget-gadget yang sudah dimiliki. Ah, setiap orang pasti punya alasan masing-masing, silakan dijawab sendiri di dalam hati.

Saya bukan pengguna gadget mahal, gadget saya mah simple. Cukup untuk SMS, telpon dan browsing, bahkan kamera di HP saya seolah tidak ada gunanya. Tidak ada WA, LINE, apalagi game Candy Crush. Kalau saya mau dan niat, saya bisa saja menggunakan smartphone, karena mengingat smartphone saat ini harganya sudah banyak yang miring. Kurang dari 1 juta saja sudah dapat HP Android. Tapi kenapa saya tidak mau menggunakan smartphone? Alasannya sangat simple. Saya belum butuh.

Saya merasa sangat nyaman sebagai pengguna HP biasa saja. Karena saya juga bukan seseorang yang kecanduan mainan HAPE. Bahkan kadang sampai 2 hari saya tidak ngecek HP. Aneh ya? Dikala orang lain sibuk dengan smartphonenya yang ditenteng kemana-mana, sibuk dibuka-tutup setiap saat. Saya hampir selalu lupa membawa HP, tapi tidak pernah lupa membawa novel yang sedang saya baca. Bahkan teman saya di twitter pernah berkata pada saya,"Lama-lama kamu jadi ansos. Punya HP kalo di SMS gak pernah bales. Gimana kalau HP mu itu tak jual aja?" Ealah, sejelek-jeleknya HP saya ini, masih berfungsi untuk menghubungi kamu. Payah ah.

Saya kadang juga gak habis pikir dengan orang-orang yang luar biasa zaman sekarang. Mereka hebat lho, bisa berjalan tanpa mengawasi jalanan, justru malah menatap layar smartphone mereka sambil kadang cengar-cengir sendiri. Salut saya, wong orang yang berjalan masih menatap lurus ke depan sambil mengawasi jalanan aja bisa jatuh, apalagi yang sibuk menatap layar smartphone? Ya kalau memang mau bales SMS atau WA ya mandek dulu jalannya. Baru lanjut jalan lagi. Lha nanti kalau jatuh siapa yang rugi?

Kalau di gereja juga. Sudah jelas-jelas di gereja itu sebelum Misa Ekaristi dimulai, pasti ada himbauan untuk mematikan alat komunikasi dalam bentuk apapun. Saya boro-boro mematikan alat telekomunikasi, wong malah biasanya saya sengaja gak bawa HP ke gereja. Kalaupun saya bawa pasti cuma dibawa saja, sejak masuk ke dalam gereja sampai keluar gak saya keluarkan dari dalam tas. Di gereja saya bahkan ada tulisan untuk mematikan HP mu selama (kurang lebih) 1,5 jam untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Tapiiiii... Masih tetap saja banyak yang tidak menggubris. Dibaca sih dibaca, cuma dibaca doang. Tetep aja selama Misa Ekaristi sibuk sama smartphonenya. Ngecek BBM lah, WA lah, atau mungkin ada yang sempet-sempetnya nge-tweet "Ah, kotbahnya bikin bosen!", bahkan buka memfoto sesuatu di dalam gereja dan di post di Instagram. Luar biasa. Perlu berapa jempol yang saya angkat buat anda? Tidak ada. Jadi, sekarang pergi ke gereja itu cuman buat kewajiban saja, menerima hosti lalu pulang. Pelajaran apa yang bisa diambil saat Misa Ekaristi berlangsung? Ohhhhhh memperlajari bahwa ada filter baru di Instagram? Bolehlah bawa HP atau smartphone, atau tab atau bahkan laptopmu ke gereja. Tapi tolong, di matikan. Kalau memang tidak mau dimatikan ya di silent. Simple kan? Hanya 1,5 jam dn 2 jam paling lama untuk Tuhan. Apa susahnya? Atau mungkin lebih penting membalas chat di WA saat teman anda mengirimkan "eeehhhhhhh dress yang ini sama yang ini bagusan yang mana?" Stop. Hentikan itu. Bahkan kalau dunia kiamat sebelum kamu sempat membalas chat itu, temanmu tidak akan kecewa-kecewa amat. Jauh lebih kecewa Tuhan, anaknya yang dikasihi tidak peduli dengan kehadiranNya. Matikan (atau silent lah) HP mu saat Misa Ekaristi.

Saat menyetir juga begitu. Mau bawa motor, mobil, truk, bijaksanalah anda saat menggunakan HP. Kalau kita menonton film-film Korea atau film-film barat, saat mereka menyetir mobil sambil menelepon pasti biasanya di loudspeaker atau menggunakan headset. Keliatan ribet memang, tapi lebih ribet mana kalau anda tiba-tiba menabrak sesuatu dan bisa saja anda celaka? Apalagi memposting gambar speedometer anda waktu anda ngebut dan di post di Instagram. Begitu juga saat mengendarai motor. Saya seumur-umur naik motor, tidak pernah SMS-an, apalagi telponan. Kalau memang HP di kantung anda bergetar hebat karena ada panggilan masuk, ya berhenti dulu di pinggir jalan (jangan ditengah jalan ya, please) lalu diangkat. Janga sambil bawa motor lalu telponan. Gak pakai helm lagi. Luar biasa. Begitu juga balesin SMS. Kalau memang penting banget ya minggi dulu, berhenti dulu. Orang yang tidak utak-atik HP selama mambawa motor saja bisa kecelakaan sampai kakinya memar-memar (pengalaman pribadi), apalagi anda yang sibuk utak-atik HP. Polisi mana yang menghimbau "Ayooooo SMS-an saja saat menyetir, biar anda celaka. Anda celaka, saya senang!" MANA ADA?! Kita semua bahkan polisi juga mau kita semua tertib dan disiplin pada diri sendiri dan peraturan yang berlaku. Kecelakaan memang tidak bisa dihindari, maut tidak bisa kita hindari. Tapi kalau kita bisa lebih disiplin kenapa enggak?

Bijaksanalah saat menggunakan handphone. Saya tidak bermaksud untuk sok suci atau menggurui anda. Tapi begitulah fakta yang ada. Marilah lebih disiplin, dimulai dari diri sendiri dulu. Jangan sampai barang yang anda bilang "sangat penting dan dibutuhkan" itu malah mencelakai diri anda sendiri.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun