Mohon tunggu...
DANAR STYORINI
DANAR STYORINI Mohon Tunggu... Penulis - inisiator komunitas kemenag klaten menulis

klaten

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kehilangan Pedagang Cireng

5 Mei 2020   14:48 Diperbarui: 5 Mei 2020   15:01 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak lagi terlihat kerumunan pedagang jajanan diluar pagar sekolah, sekolah tampak sepi dan lenggang. Biasanya menjelang istirahat anak-anak sekolah pedagang jajanan dengan segala perabotnya sudah siap didepan sekolahan. Menjajakan aneka jenis makanan. Sejak adanya COVID 19 ini, sejak pembelajaran sekolahan sudah beralih ke pembelajaran online maka sekolahan sepi tidak ada siswa-siswa yang berlari kian kemari untuk memilih-milih jajanan sekolah. Setiap pagi saat aku berangkat kerja , kebetulan tempat kerjaku berhadapan dengan Sekolah Dasar.

Kali ini bayanganku menerawang ke bulan-bulan sebelumnya, saat itu setiap aku pagi-pagi belanja beli sayuran, aku melewati depan sekolahan itu, aku melihat seorang ibu bersama dua orang anaknya, kalau aku boleh menebak anak perempuannya berumur 11 tahun dan anak yang laki-laki berusia kurang lebih 9 tahun.

Aku setiap pagi melihat ibu dan kedua orang anaknya, mereka datang pagi-pagi saat aku belum mandi saat aku melewati untuk belanja, dua orang anak berpakaian seragam merah putih sudah duduk didekat ibunya membantu mempersiapkan tempat jualan sedang sang ibu menyapu disekitar tempat jualan.

Saat berangkat sang ibu membawa sepeda dengan memboncengkan kompor gas, wajan dan perlengkapan yang lain untuk bekal jualan cireng, sedang anak perempuannya memboncengkan adik laki-lakinya, karena sepedanya tidak ada boncengannya maka adiknya berdiri didepan. Saat aku melihat aku merasa haru, melihat kakak beradik yang begitu rukun.

Pagi ini saat aku belanja di pagi hari, saat berangkat kerja tidak lagi menemukan ibu dan kedua anaknya yang setiap pagi aku lihat gerak geriknya. Beberapa kali aku menemui anak-anak kecil itu sekedar memberikan uang saku, saat menerima uang dariku terlihat pancaran kegembiraan dari matanya.

Kali ini hatiku terasa sakit, tidak lagi melihat perjuangan seorang  ibu untuk kedua anaknya dalam mengais rezeki. Aku menyesal kenapa kemarin aku tidak bertanya dimana tempat tinggalnya? Sekarang dimana mereka? Semoga baik-baik saja, semoga  keadaan kembali membaik seperti semula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun