Mohon tunggu...
Syaiful Rachmat Dana
Syaiful Rachmat Dana Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Diary

Memetik Pelajaran dari Sebuah Mangga

21 Juli 2023   03:12 Diperbarui: 21 Juli 2023   03:29 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sebuah pelajaran hidup yang aku dapat dari sebuah mangga. Cerita ini berawal dari minggu pertama di bulan juli 2023. Setiap sore aku memiliki jadwal rutin melakukan penyiraman tanaman hias yang ditanam ibuku, maklum ibuku memang suka menanam. Selain tanaman hias beliau juga memiliki beberapa tanaman buah, seperti mangga dan jambu. Oke, kembali ke kegiatan menyiramku, di salah satu sore diminggu yang sama seperti yang sudah aku tulis di awal, disela-sela aku menyiram aku melihat buah di salah satu pohon mangga ibuku. Pohon mangga ini baru pertama kali berbuah sejak ditanam, letak pohon mangga ini cukup tersembunyi, karena diapit dinding dapur dan ditutupi beberapa pohon pisang yang tumbuh didepannya. Awalnya aku hanya melihat 1 buah saja, namun  karena penasaran aku mencoba mendekat dan mencari buah yang lain, barangkali ia berbuah lebih dari satu. Dari pencarian itu aku menemukan 1 buah lagi yang tertutup oleh dedaunan yang menyamarkan si buah. Jadi total si pohon mangga ini punya 2 buah di pembuahan pertamanya. Ukuran buahnya sudah mencapai sekepalan tangan orang dewasa. Karena ini buah pertamanya, aku jadi antusias menunggu kematangannya. 

Diminggu ke-2 di bulan juli buah mangga ini sudah sedikit berwarna kekuningan dibagian  atasnya, aku berencana membungkusnya dengan plastik, bertujuan agar ia cepat matang dan terhindar dari serangan kalong ataupun tupai. Tapi aku memiliki rencana lain, yaitu membiarkannya hingga matang dan jatuh dengan sendirinya atau aku bisa ambil kedua buah yang hampir matang itu sekarang lalu aku menyimpannya beberapa hari untuk menunggu kematangannya. Akhirnya aku pun berlalu dan memilih rencanya kedua. 

Pada minggu ke-3 di bulan yang sama aku tidak sengaja melihat 1 buahnya sudah tersisa setengah, sementara buah yang satunya lagi sudah tergeletak di tanah, namun hanya tersisa bijinya saja dengan serpihan kulit-kulit buah disekitarnya. Buah yang sisa setengah tadi kemudian aku petik dan ku simpan di almari es. Dari sini timbul penyesalan, kalau saja waktu itu aku memilih rencana pertama atau terakirku yaitu membungkusnya dengan plastik atau mengambil dan menyimpannya, pasti sekarang aku sudah menikmati 2 buah mangga yang matang. Namun dari sini aku mengambil pelajaran, dimana aku memilih untuk menunggu hasil, aku menunggu kesempatan, kesempatan dimana aku menemukan mangga itu jatuh dengan sendirinya dalam keadaan utuh dan matang. Kenapa aku tidak menciptakan hasil itu? hasil yang mungkin saja bisa aku dapatkan jika aku membungkus buah mangganya dengan plastik atau aku memetiknya dalam keadaan setengah matang lalu menyimpannya.

 Aku rasa di kejadian ini bisa menjadi pelajaran hidup, dimana kita lebih baik menciptakan hasil itu sendiri, menciptakan kesempatan baik itu sendiri daripada harus menunggu hasil atau menunggu kesempatan yang baik itu datang tanpa ada usaha. Karena akan lebih banyak kemungkinan-kemungkinan diluar dugaan kita yang bisa terjadi dan  mematahkan harapan kita.  Mungkin relevan juga jika diterapkan dalam sebuah relationship dimana jika kita menunggu kesiapan kita untuk berani mengungkapkan, berani serius, berani mengambil langkah, berani mengemukakan pendapat entah akan sampai kapan kesempatan itu datang, namun jika kita memperjuangkan kesempatan itu, mengusahakan kesempatan itu pasti ada hasil yang memuaskan kita, jikalaupun tidak penyesalan kita tidak terlalu besar karena kita sudah mencoba dan berusaha. 

Terakhir aku berpesan pada diri sendiri, teruslah ambil pelajaran dan belajar dari hal disekitarmu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun