Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melayang di Bukit Khayangan

29 Juni 2012   06:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:25 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_197729" align="alignnone" width="600" caption="Bukit Khayangan - Wisata di Sungai Penuh, Jambi (sumber:koleksi pribadi)"][/caption] Mendengar kata khayangan, terbayang negeri di awan tempat bersemayam para dewa. Bukit Khayangan merupakan dataran tinggi berselimutkan awan  di Desa Bina Karya, Kota Sungai Penuh, Jambi. Letaknya di selatan kota Sungai Penuh , dapat dicapai  dalam 35 menit dengan kendaraan bermotor. Berada di gugusan Gunung Raya , sepanjang perjalanan menawarkan keindahan panorama khas pegunungan. Jalan berkelok menanjak menyusuri tebing di lereng bukit. Getaran adrenalin pun sedikit muncul ketika melongok jurang dalam di seberang tebing. Terlihat pohon kayu manis (Cinnamomum verum) berdaun hijau kemerahan  menebarkan aroma khas menenangkan. Portal bambu menghadang memasuki area perbukitan yang lebih tinggi. Pengunjung dikenakan biaya sebesar tiga ribu rupiah . Lalu penjaga memberikan kertas berawarna merah sebagai tanda masuk. Setelah melewati jalan berkelok berbentuk huruf s sebuah tanjakan curam menghadang. Hawa dingin tiba-tiba menyeruak menghembuskan angin lembut membelai wajah. Mata dan hati tak mampu berpaling melihat hamparan sawah kehijauan mengelilingi kota Sungai Penuh. Garis -garis pematang mirip permadani hijau bermotif kotak-kotak. Sedangkan di sisi lain Danau Kerinci memantulkan kilau langit biru berhiaskan awan putih. Di samping tempat parkir , anak tangga menuju tebing tinggi , sebuah gazebo berdiri menjulang seakan menyentuh langit. Pemandangan bersudut lebih 180 derajat terpampang tanpa penghalang. Gunung Kerinci, Gunung Tujuh, Kota Sungai Penuh dan Danau Kerinci tersusun dalam satu larik mata angin utara dan timur. Berdiri di ketinggian 2000 dpl (di atas permukaan air laut)  laksana Mahadewa , awan hanya sejengkal di atas kepala. Rasa takjub  berbaur dengan udara dingin bersuhu 20 derajat Celcius, menaikan bulu kuduk. Belum reda rasa takjub, tiba-tiba seekor burung elang terbang ringan menembus awan tepat di depan mata.  Pemandangan ini meyakinkan hati, saya berada di bukit para dewa, Khayangan. Tempat Melayang Menapaki kembali jalan bukit menuju selatan, pepohonan besar rimbun menutup pemandangan indah. Tampak bangunan mercusuar pesawat berbentuk segidelapan , beratap jeruji besi berwarna merah-putih . Bola lampu merah di atapnya penanda ketinggian Bukit Barisan untuk pesawat menuju atau dari bandara kelas IV Depati Parbo di Desa Hiang, Kecamatan Sitinjau Laut, Kerinci. Di seberang jalan mercusuar, lokasi take off paralayang aero sport flying school milik Kodim 0417 , Kerinci. Olahraga dirgantara ini baru diperkenalkan beberapa bulan  , memasuki angkatan ke tiga.  Bagi masyarakat yang ingin belajar olahraga paralayang dapat mendaftar dan  mengikuti kelasnya di kantor Kodim 0417, Kerinci. Berharap kedepannya, paralayang di Bukit Khayangan menjadi paket wisata umum. Sehingga siapapun bisa merasakn sensasi nyata melayang di atas Bukit Khayangan. Keindahan di Balik Khayangan Tidak banyak orang yang tahu ada keindahan lain di balik Bukit Khayangan. Meneruskan perjalanan ke selatan , Gunung Raya makin terlihat. Jalan tanah merah berbatu semakin sulit dilalui . Limpahan air pegunungan mengalir melewati jalan membentuk parit di tengah jalan. Tak ada pilihan lain selain menerjangnya.Tentu saja bukan masalah bagi off-roader sejati. Setelah 20 menit perjalanan , ngarai landai membentang, menghadirkan ladang kentang (Solanum tuberosum) dan cabai (Capsicum annum). Inilah Ranah Kayu Embun, lembah  timur Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Pondok kayu petani tersebar di perbukitan hijau,  dilewati aliran sungai jernih berarus deras. Di sebelah selatan Gunung Raya , Gunung Kunyit dan Gunung Hutapanjang berjajar membentuk gradasi kebiruan. Lukisan keindahan di  balik Bukit Khayangan. Malam ini saya menginap di Ranah Kayu Embun memenuhi undangan pasangan suami istri,  Fauzan (35) dan Cece (34), petani setempat. Usai makan malam kami duduk  mengelilingi api unggun menikmati indahnya malam. Taburan bintang terlihat sempurna di lembah ini. Hawa dingin pegunungan mengundang rasa lapar kembali. Dengan cekatan Fauzan menggali kentang lalu membakarnya dalam bara api. Sejenak kemudian harum kentang bakar tercium. Tak lama Cece hadir bersama kopi hangat. Kombinasi yang pas. Malam semakin larut, yang terdengar hanya gemercik air dan suara hewan malam. Dingin semakin mengigit, saya bergegas masuk ke pondok. Merebahkan diri dalam peraduan , menikmati sisa malam di Ranah Kayu Embun. Bermimpi melayang di atas Bukit Khayangan. [caption id="attachment_197733" align="alignnone" width="600" caption="kelokan berbentuk huruf s (sumber: www.wikimapia.org)"]

13409487181810959160
13409487181810959160
[/caption] [caption id="attachment_197744" align="alignnone" width="600" caption="Danau Kerinci - dari Bukit Khayangan (sumber: koleksi pribadi)"]
13409490671104605296
13409490671104605296
[/caption] [caption id="attachment_197750" align="alignnone" width="600" caption="Burung Elang - terbang di Bukit Khayangan (sumber:koleksi pribadi)"]
1340949284669231759
1340949284669231759
[/caption] [caption id="attachment_197751" align="alignnone" width="600" caption="Mercusuar-panduan ketinggian bukit bagi pesawat (sumber: koleksi pribadi)"]
1340949509484819059
1340949509484819059
[/caption] [caption id="attachment_197753" align="alignnone" width="600" caption="lokasi take off - paralayang di Sungai Penuh (sumber; koleksi pribadi)"]
1340949740846093111
1340949740846093111
[/caption] [caption id="attachment_197754" align="alignnone" width="600" caption="sawah - pemandangan ketika paralayang (sumber: dokumentasi pribadi)"]
13409499951945663464
13409499951945663464
[/caption] [caption id="attachment_197755" align="alignnone" width="600" caption="jalan tanah merah - pemandangan Gunung Raya (sumber:koleksi pribadi)"]
13409502591597429891
13409502591597429891
[/caption] [caption id="attachment_197756" align="alignnone" width="600" caption="Ranah Kayu Embun - areal ladang cabai dan kentang (sumber:koleksi pribadi)"]
1340950611481611924
1340950611481611924
[/caption] [caption id="attachment_197757" align="alignnone" width="600" caption="sungai - di antara bukit Ranah Kayu Embun (sumber:koleksi pribadi)"]
13409508882019839541
13409508882019839541
[/caption] [caption id="attachment_197759" align="alignnone" width="600" caption="pondok kayu - tempat bermalam bersama Fauzan dan Cece (sumber:koleksi pribadi)"]
1340951504895201258
1340951504895201258
[/caption] sumber: blog pribadi penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun