Bagi kami pemuda era 90-an, gitar bagaikan  pedang yang mampu menghunjam hati gadis remaja. Jika  piawai memainkannya sembari berdendang bisa jadi senjata ampuh. Sedikit rayuan dalam lirik lagu cinta mampu membuat gadis bertekuk lutut.
"Ada gitu, guru bahasa mirip satria bergitar", celoteh Arman.
"Jreng... Saya Raja bukan satria." Aku tetap cuek  memetik senar gitar.
"Ingat lho  pesan Pak Mayor. Nggak ada asmara di KKN kali ini,  sejarah KKN terdahulu membuktikan cinta mahasiswa dan gadis desa selalu melahirkan masalah." Arman makin seru meracu menggurui.
"Hamil belum sudah  melahirkan." Aku cekikikan.
"Menyebabkan bukan melahirkan", sergah Arman makin bersungut-sungut.
"Ja kau diminta untuk mengajar anak-anak SMP menulis puisi. Sesuailah jurusanmu FKIP Bahasa Indonesia. Tapi jangan kau ajarkan  merayu."
"SMP, apa nggak ada yang gede-an dikit".
"Ada, Â Ibu-ibu PKK. Mau?"
***