27 Februari 2020 -- Pesawat yang saya tumpangi mendarat di terminal 3 Soekarno Hatta. Hati saya ciut ketika menemukan kenyataan bahwa jamaah umroh Indonesia dibatalkan berangkat karena kasus Covid-19 dunia semakin tinggi.Â
Bagaimana dengan saya yang baru transit di Thailand. Memang, waktu itu belum ada kasus positif di Indonesia tapi penumpang dari luar negeri sudah wajib mengisi formulir kewaspadaan kesehatan.
Hati saya makin was-was ketika membaca whatsapp dari teman bahwa asuransi perusahaan tidak menanggung biaya pengobatan yang disebabkan  Covid-19. Sebelum saya terbang ke Moscow 10 hari lalu, kantor mengeluarkan travel warning pelarangan perjalanan ke luar negeri. Jika memaksa berangkat maka semua risiko ditanggung sendiri.
Semalaman saya tidak bisa tidur memikirkan nasib 14 hari ke depan. Â Akhirnya sebelum melakukan penerbangan Jakarta-Batam, saya membeli asuransi kesehatan yang menanggung perawatan sakit akibat pandemi.
Beruntung 14 hari kemudian saya tetap sehat walau HSSE officer mewajibkan melakukan pemeriksaan ke dokter paru dan pernapasan. Berikutnya Indonesia lockdown karena sudah ada kasus positif Covid-19.
Terlockdown Tak Bisa Kerja
Saya masih beruntung dibandingkan  teman saya Rina yang bekerja di Thailand. Awal Maret 2020 ia liburan ke Jepang, ternyata maskapai yang ia tumpangi tidak bisa mengantarkan kembali ke  Thailand dan ia disarankan kembali ke negara asal, Indonesia.
Rencananya sampai di Indonesia, ia akan terbang ke Thailand. Tapi malang tak dapat ditolak. Setelah dua  hari sampai di Indonesia, Thailand lockdown lalu Indonesia. Andai ada penerbangan yang diutamakan warga negara Thailand. Selain itu penumpang wajib memiliki sertikat bebas Covid-19 dan asuransi kesehatan dengan nilai tanggungan 100.000 USD atau 1,59 milyar rupiah.