Aku dilahirkan tidak untuk aksara. Karena di pikiranku  mereka selalu menari nari sehingga aku tidak dapat merangkainya  menjadi kata apalagi mengucapkannya. Ibu curiga aku menderita disleksia.
Saat masuk sekolah dasar aku tidak cakap membaca seperti teman-temanku dan ketinggalan di semua mata pelajaran. Â Ayah bercerita mengalami hal yang sama dan baru bisa membaca saat duduk di kelas 4 SD. Karena tidak bisa membaca, aku merasa paling bodoh di kelas tapi ibu bilang aku spesial.
Tidak mudah bagi ibu  mencari informasi untuk menangani anak diskleksia di kota kecil tempat kami tinggal. Jaman itu belum ada internet. Jadi pilihannya, ibu mencari buku ke perpusatkaan. Jika ada artikel disleksia di majalah atau koran, ibu mengguntingnya lalu dikumpulkan  menjadi kliping.
Beruntung ibu menemukan orang yang tepat membantuku belajar membaca. Cik Nyet Nyet memiliki pengalaman membantu anak anak sepertiku menemukan gaya belajar sendiri. Anak disleksia memiliki cara belajar yang berbeda dibandingkan dengan anak lainnya. Jika anak lainnya diajarkan membaca dengan mengenal huruf lalu dieja menjadi kata. Sedangakn aku yang sangat visual diajarkan untuk menghapal bentuk kata. Memang tidak mudah tapi dengan berlatih aku bisa membaca seperti teman temanku.
Hobi dan Pekerjaan
Meski ibu tidak pernah mengajarkan aku menjahit, aku sangat paham cara membuat baju, mulai dari pola dasar, menggunting bahan hingga menjahit. Â Sejak SMP aku piawai mendesain baju karena melihat apa yang ibu kerjakaan. Tapi ketika ingin mekanjutkan sekolah tata busana ibu tidak mengijinkan karena ia tahu aku bisa meraih yang lebih tinggi.
Pernah ada pergumulan batin memilih profesi  menjadi insinyur atau grafik desainer. Namun pada akhirnya aku mengambil jalan tengah bekerja di bidang teknik dan tetap bekerja  sebagai grafik desainer paruh waktu. Karena aku ingin ibuku bangga dengan perjuangannya menyekolahkan aku menjadi sarjana teknik.
Menulis dan Ngeblog
Sejak berkenalan dengan kompasiana 10 tahun lalu, aku memiliki hobi menulis. Aku tidak pernah tahu jika hobi baru ini menjadikanku travel writer dan blogger. Awalnya hanya iseng membuat catatan perjalanan tapi nyatanya ngeblog memberikan rejeki lain. Ada momen disaat aku tergoda untuk menekuni profesi sebagai full time blogger.Â