Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Antara Bagasi Gratis atau Keselamatan

11 Januari 2019   11:02 Diperbarui: 12 Januari 2019   14:58 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Memang tidak mudah menerima kenyataan bahwa maskapai LCC dengan jalur penerbangan  terbanyak di Indonesia, menghilangkan salah satu layanan yang paling berharga yaitu: bagasi gratis. Yup, mulai 8 Januari 2019 tidak akan ada lagi bagasi  gratis bagi penumpang si merah dan grupnya. Penumpang hanya boleh membawa barang membawa bawaan maksimal 7 kg ke ruang kabin.

Pada awal Desember berita ini sempat menjadi isu dan membuat calon penumpang yang akan mudik Natal dan liburan gelisah. Namun nampaknya pihak si merah berbaik hati, setelah diumumkan secara resmi dan dipastikan berlaku  8 Januari 2019  dengan waktu  sosialiasi 15 hari. Artinya akan ada pengecualian di penerbangan, jalur tertentu dan kondisi tertentu sesuai kebijakan manajemen.

Memang sih jika dirunut ke belakang tarif si merah tidak murah-murah amat  dibandingkan maskapai LCC lain. Dan untuk jalur-jalur tertentu yang hanya dimiliki oleh si merah harganya juga lumayan mahal. Harusnya konsumen juga maklum bahwa tiket pesawat dan kereta api cenderung  flukuaktif cenderung dipengaruhi permintaan pasar. Namun apakah kenaikan harga akhir-akhir ini dipengaruhi hukum ekonomi?

Konon persaingan harga tiket pesawat murah membuat beberapa maskapai memotong ongkos operasional habis-habisan dengan mengabaikan keselamatan penumpang. Seperti tidak memberi cadangan bahan bakar  yang cukup sehingga pilot tidak diberikan opsi dapat terbang ke bandara sebelumnya atau bandara lain jika kondisi cuaca tidak memungkinkan. 

Mengabaikan beberapa prosedur maintenance sehingga tidak diketahui jika pesawat keadaaan tidak layak terbang. Tapi apakah benar demikian. Toh buktinya beberapa maskapai LCC di luar negeri sana masih mampu memberikan harga yang kompetitif dengan pelayanan yang maksimal.

Harga Berbanding Lurus Dengan Kualitas

Konsumen juga sadar benar bahwa kualitas berbanding lurus dengan harga. Jadi kita mahfum kok kalau naik LCC dan nggak nyaman-nyaman banget. Jarak kursi antar kursi yang sempit dan serta semua fasilitas tambahan di kabin yang harus dibayar.  Dan lagi-lagi kami sangat maklum jika pesawat LCC terlambat 1-2 jam, namanya juga pesawat murah. Padahal ketepatan dan kemunduran jadwal penerbangan tidak ada hubungan dengan efisiensi bukan? Toh maskapai murah negara tetangga bisa selalu tepat waktu. 

Namun yang paling menyakitkan ketika jatah jatah bagasi 20 kg harus dibayar juga. Bagaimana dengan nasib oleh-oleh ketika mudik yang sudah dibeli jauh-jauh hari. Tenang, kita masih bisa menggunakan pilihan jasa pengiriman ekpedisi. 

Lalu apakah  barang-barang kita yang dimasukan ke dalam bagasi berbayar itu dijamin kemanannannya? Berdasarkan pengalam buruk terbang dengan si merah dua tahun lalu, ketika kardus oleh-oleh saya hancur diobrak-abrik oleh oknum. Sepadan tidak sih membayar bagasi 11 rupiah untuk tiap kilogram barang bawaan. 

Si Merah Butuh Uang

Sejak musibah  beberapa waktu lalu membuat si merah membutuhkan lebih banyak dana segar untuk mengembalikan kepercayaan dan tuntutan masyarakat. Kerugian moril jelas tidak terhitung apalagi materiil, jalur penerbangan gemuk tiba-tiba menjadi sepi dan masyarakat mencari alternaitif maskapai selain si merah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun