Mohon tunggu...
Danang Wiryawan
Danang Wiryawan Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Cita-cita ingin menjadi Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haunted College

9 Januari 2022   20:29 Diperbarui: 16 Januari 2022   20:46 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu wahana permainan yang saya takuti di setiap Playland adalah "Haunted House" atau Rumah Hantu/Kereta Hantu. Ya mungkin karena saya penakut kali yaa. Biasanya setting tempat wahana tersebut kalau enggak di rumah berhantu, rumah sakit terbengkalai, atau lainnya yang berpotensi dijadikan tempat yang menyeramkan. Tapi kenapa dari sekian banyak pilihan tempat, tidak pernah ada yang memakai setting di kampus sebagai tema wahana tersebut ? 

Apa karena kampus merupakan tempat suci bagi orang terdidik yang sedang menimba ilmu untuk meningkatkan kualitas hidupnya ? Andai kata ada, mungkin talent-talent di dalam "Haunted College" bukan berdandan layaknya Pocong, Kuntilanak, atau hantu menyeramkan lainnya. Tetapi talent yang bercosplay menjadi anggota Menwa, oknum dosen cabul yang sedang menggoda mahasiswi bimbingannya, atau bahkan menjadi pemangku kebijakan yang berpura-pura terbuka akan kritikan...

Atau jangan-jangan tidak pernah ada "Haunted House" yang mengangkat latar tempat di kampus karena sebenarnya dunia kampus memang sudah semenyeramkan itu ? Militerisasi di lingkungan kampus serta ketidakrelevanan Menwa saat ini yang bahkan sudah banyak kasus sampai memakan korban jiwa. 

Padahal di bangku kuliah tujuannya untuk mencari ilmu, tapi kalau sudah banyak kasus seperti ini, sudah sepatutnya diambil tindakan tegas untuk dibubarkan. Yang tidak kalah menakutkannya, terjadi lagi kasus pelecehan seksual di ranah kampus. 

Dan pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah... (drum roll please...) "oknum dosen" itu sendiri kepada mahasiswinya. Ini membuktikan bahwa kampus masih belum menjadi tempat yang aman bagi perempuan. 

Kadang capek juga mendengar sebutan para pelaku yang bersembunyi di balik kata "oknum". Yaa semoga saja kampus dapat menjadi sebagaimana mestinya kampus. Dan para pemegang jabatan selalu berevaluasi untuk memperbaiki sistem di dalamnya serta bertindak tegas kepada pelanggar peraturan demi kenyamanan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun