Mohon tunggu...
Danang Satria Nugraha
Danang Satria Nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar di Universitas Sanata Dharma

Selain mengajarkan ilmu bahasa dan meneliti fenomenanya di ruang publik, penulis gemar mengamati pendidikan dan dinamikanya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Asal Nama Bahasa Indonesia

15 November 2014   05:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:47 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia disepakati menjadi bahasa persatuan. Di balik peristiwa itu, ada persoalan yang amat menarik, yakni asal-usul nama Indonesia. Darimanakah kata Indonesia berasal? Historical linguistics memberikan alternatif evidensi jawaban atas pertanyaan tersebut.

Pertama, perlu kita ketahui bahwa bahasa Indonesia pada mulanya adalah bahasa Melayu yang secara politis diangkat sebagai bahasa resmi untuk sebuah embrio negara yang belum merdeka. Peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan peristiwa paling penting dalam perkembangan bahasa Melayu. Sebab, pada saat itulah secara politis bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia melalui salah satu rumusan ikrar Sumpah Pemuda, “kami putra-putri bangsa Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Melalui peristiwa itu bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa Nasional, meskipun secara yuridis negara Indonesia belum ada. Junus dan Banasaru (1996) dalam Bahasa Indonesia: Tinjauan Sejarahnya menyatakan bahwa bahasa Indonesia yang sekarang dikenal sebagai bahasa resmi dan bahasa nasional negera Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau. Bahasa Melayu Riau adalah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar provinsi Riau, Sumatra. Secara linguistik sinkronis, Purwo (1989) dalam Serpih-serpih Telaah Pasif Bahasa Indonesia menyatakan bahwa bahasa Melayu (Lama) dan bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sama-sama berjenis ergatif. Bahasa ergatif adalah bahasa dengan bentuk kasus dari subjek atau pelaku dari verba transitifnya yang subjek dari verba intransitifnya mempunyai bentuk kasus yang sama dengan objek atau penderita dari verba transitif.

Kedua, Samsuri (1985) dalam Tata Kalimat Bahasa Indonesia menemukan bahwa kata Indonesia diciptakan oleh seorang berkebangsaan Inggris, Geogre Samuel Windsor Earl, dalam Sebuah karangannya pada tahun 1950 pada sebuah majalah berjudul Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, vol. IV bulan Februari, halaman 17. Dalam karangan itu dijelaskan dua istilah, yaitu indu-nesians dan melayu-nesians. Yang pertama merupakan gabungan kata Yunani: indos  (India) dan nesos (pulau, kepulauan), dan menunjukkan pengertian kepulauan India (Indian Archipelago). Akan tetapi, Earl sendiri dalam tulisan-tulisannya lebih menggunakan kata melayu-nesians untuk menunjukkan bangsa-bangsa yang tinggal di pulau-pulau Indonesia sekarang ini. Mengapa? Dalam pemikirannya, kata indu-nesians akan terlalu luas dipakai bagi penamaan bangsa-bangsa (Indonesia sekarang ini) dan karena merangkum pula penduduk pulau-pulau Sailan, Maladiva, dan Lakadiva. Oleh sebab itulah, seterusnya Earl tidak pernah memakai istilah Indu-nesians.

Ketiga, pertanyaan yang kemudian muncul adalah siapakah yang pertama kali memakai istilah indu-nesians untuk menunjukkan pengertian Indonesia yang kita pakai sekarang ini? Samsuri (1985) menemukan bahwa kata Indonesia pertama diperkenalkan oleh James Richardson Logan, seorang sarjana berkebangsaan Inggris. J.R. Logan menggunakan istilah itu dalam tulisan-tulisannya yang dimuat pula di dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk (1) menunjukkan kata sifat dan penduduk kepulauan di Indonesia dan (2) menunjukkan secara geografis daerah pulau-pulau Indonesia sekarang ini. Junus dan Banasaru (1996) menambahkan bahwa kata Indonesia digunakan oleh J.R. Logan untuk mengganti istilah Indian Archipelago. Kata tersebut dipilih atas pertimbangan untuk menyesuaikan dengan kata-kata Polinesia, Melanesia, dan Micronesia.

Keempat, orang lain yang juga menggunakan istilah indu-nesians dengan menyebutkan J.R. Logan sebagai sumbernya adalah E.T. Hamy, seorang sarjana Perancis, pada tahun 1877 dan A.H. Keane, seorang ahli antropologi dan guru besar pada universitas London, pada tahun 1880. Kata Indonesia, kemudian, dipopulerkan oleh Adolf Bastian, sarjana berkebangsaan Jerman. Pada tahun 1884, Adolf Bastian menerbitkan sebuah buku dengan judul Indonesien. Pada periode selanjutnya, banyak sarjana-sarjana Belanda menggunakan kata Indonesia di dalam karangan-karangan mereka.

Akhirnya, demikianlah pertanyaan di awal tadi berhasil kita jawab bersama. Kata Indonesia itu kemudian telah kita kenal dan gunakan hingga sekarang. Semoga penghayatan kita sebagai penutur asli bahasa Indonesia kian tersemaikan dengan peringatan peristiwa Sumpah Pemuda di bulan ini. Semoga! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun