[caption id="attachment_196267" align="alignnone" width="300" caption="sumber gambar: xtraordinaryz.blogspot"][/caption]
Negeri ini heboh. Semenjak jaman Majapahit, Tempe sudah menjadi makanan favorit, lebih tepatnya lauk favorit. Tiba-tiba Tempe menghilang dari peredaran. Usut punya usut raibnya Tempe (Tahu gak usah disebut, karena penulis lebih favorit Tempe, jangan protes) disebabkan para produsennya mogok berproduksi akibat melambungnya harga Kedelai, sebagai bahan dasar Tempe. Harap maklum saja, sudah lama sektor pertanian salah urus. Sehingga kebutuhan Kedelai dalam negeri tak mencukupi hingga harus didatangkan dari Amrik segala. Kalau mendatangkan Leopard dari Jerman masih bisa dinalar, ini Kedelai saja mesti mendatangkan dari negeri asing. Mau dikemanakan wajah Kita di hadapan Tuhan, yang telah menganugerahi Kita negeri luas yang subur ini. Kebanyakan ngurusin koalisi buat mendapatkan kursi, sehingga tak sempat lagi ngurus pertanian. Kembali ke Tempe. Karena harga Kedelai diserahkan ke pasar (bebas) akibatnya bisa ditebak: harga Kedelai meroket tak terkontrol. Pengusaha Tempe kelabakan, ongkos produksi melonjak tak sebanding dengan nilai jual Tempe. Akhirnya stabilitas (perut) bangsa "Tempe" benar-benar terancam. Terjadi gonjang-ganjing di republik ini. Menteri yang berkompeten ngurusi masalah pertanian (selanjutnya Saya sebut "Menteri Kompeten") sibuk bertemu berbagai pihak untuk menjelaskan gonjang-ganjing Kedelai dan raibnya Tempe hari ini. Ini masalah serius, karena menyangkut taste dan kemampuan mayoritas rakyat, yang sejak beberapa dekade kuatnya cuma makan Tempe. Akhirnya Menteri Kompeten (ngurusi pertanian) pun angkat bicara dihadapan publik, setelah sebelumnya mengadakan pertemuan tertutup dengan bosnya di Istana (Tidak) Merdeka. *Bagaimana Merdeka, wong Kedelai saja bergantung asing.
Simak dialog Sang Menteri Kompeten dengan rakyat yang gelisah karena raibnya Tempe.
Menteri Kompeten: " Tenang saudara-saudara, gak usah resah, marah apalagi chaos karena raibnya Tempe." Rakyat: " Bagaimana Kami gak resah dan marah, Pak Menteri, Tempe adalah satu-satunya harapan Kami. Gak kuat kalau Kami mesti beralih ke Telur apalagi daging." Menteri Kompeten: "Kan, sudah Saya bilang gak usah resah. Tadi saya baru saja rapat mendadak dengan atasan di Istana. Dari sanalah Kita mendapatkan solusi untuk mengganti Tempe yang saudara-saudara makan saban hari itu. Jangan kuatir, makanan pengganti Tempe yang Kami usulkan untuk saudara-saudara tak kalah murahnya dengan Tempe dan sama-sama menyehatkan badan dan keuangan saudara-saudara sekalian." Rakyat: " Betul itu, Pak Menteri. Tumben ada solusi jitu buat rakyat kali ini. Lalu, makanan pengganti apakah yang bisa menggantikan Tempe untuk Kami santap setiap harinya, Pak Menteri?" Menteri Kompeten: " Kami usulkan mulai besok saudara-saudara harap menyantap Mendoan sebagai pengganti Tempe." Rakyat: @@@####!!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H