Mohon tunggu...
Danang Probotanoyo
Danang Probotanoyo Mohon Tunggu... profesional -

Alumnus UGM, sewaktu Mahasiswa banyak terlibat berbagai "gerakan sosial". Sesekali menulis di media massa mainstream: nasional, lokal dan luar daerah. Anti penindasan dan diskriminasi. Di Kompasiana hanya ingin menulis yang enteng-enteng saja: Singkat, padat, mengena, dan sebisa mungkin menghibur serta bermanfaat(?!). Ingin mempolitisasi humor dan menghumorkan politisi di beberapa segmen. Prinsip: HUMOR CERDAS & MENCERAHKAN. silahkan tertawa sebelum tertawa dikenakan pph! (pajak pemakaian humor)\r\nPeringatan: Copy paste atas karya Saya diijinkan dengan syarat mencantumkan sumber dan nama penulis. Bila tidak berarti terjadi penjiplakan!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengalaman "Disemprot" Andi Arief (Staff Khusus SBY)

17 Oktober 2011   05:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_137354" align="alignnone" width="112" caption="Sumber : Google"][/caption] Pengalaman ini sudah setahun yang lalu. Ketika itu saya menghadiri seminar yang diadakan KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) di Graha Sabha Pramana UGM, dalam rangkaian Dies Natalis UGM. Saat sesi seminar bidang hukum, dengan lantang saya menyarankan agar segenap civitas akademica UGM menarik salah satu putra terbaiknya, Denny Indrayana, dari lingkaran dalam istana. Karena, menurut saya (saat itu), keberadaan Denny Indrayana sebagai salah satu pembantu SBY di bidang hukum sudah tidak relevan lagi dan hanya dijadikan ikon pemberantasan korupsi oleh SBY, demi politik pencitraannya dalam hal pemberantasan korupsi. Harap diingat, sebelum diakuisisi SBY, sosok Denny Indrayana dikenal sebagai anak muda UGM yang getol dan bergulat dalam ranah antikorupsi. Ingat, PUKAT (Pusat Kajian Anti Korupsi) UGM dan Indonesian Court Monitoring adalah tempat berkiprah Denny Indrayana sebelum masuk istana. Kembali ke cerita saya tadi, setelah saya lantang menyuarakan wacana penarikan Denny Indrayana dari Istana tersebut, maka ruangan Graha Sabha Pramana UGM pun riuh dengan aplaus dari peserta seminar (baca: mendukung usulan saya). Setelah mendapat tanggapan dari para panelis (termasuk Moh. Fadjroel Falakh dari fakultas Hukum), keadaan menjadi tenang kembali. Hanya saja setelah itu punggung saya dicolek dari belakang, seorang pria berkacamata dibelakang sayalah yang melakukannya. Andi Arief! (gumam saya dalam hati), pria itu setengah mengajak debat dan menampakkan ketidaksetujuannya atas apa yang barusan saya lakukan. Dikarenakan saya duduk dideretan paling depan (tak enak dengan moderator dan para panelis), dan saat itu sudah memasuki sesi kedaulatan pangan, maka hanya sedikit yang bisa saya tangkap dari omelan Andi Arief tersebut. Namun, yang jelas saya masih ingat sekali bagaimana mimik wajahnya saat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun