Apa yang digembar-gemborkan kalangan istana bahwa akan terjadi kudeta terhadap Presiden SBY di tanggal 25 Maret 2013 kemarin ternyata tidak terjadi. Banyak pihak menilai Presiden SBY terlalu berlebihan menanggapi aksi demo yang diprakarsai MKRI (Majelis Kedaulatan Rakyat) dengan tokoh-tokohnya a.l: Ratna Sarumpaet, Adie M Massardi, Erwin Usman, Neta S Pane, dan Haris Rusli itu, sebagai sebuah upaya kudeta terhadap dirinya.
Namun demikian perlu pembuktian, apakah memang SBY yang terlalu berlebihan menanggapi demo MKRI sebagai sebuah upaya kudeta terhadap dirinya, ataukah memang upaya kudeta oleh MKRI itu benar-benar ada.
Ada wawancara (imajiner) seorang wartawan dengan aktivis MKRI mengenai hal itu,
Wartawan: " Apakah benar sinyalemen SBY bahwa aksi demo yang digagas MKRI Â di tanggal 25 kemarin adalah suatu upaya kudeta terhadap dirinya?"
Aktivis MKRI: " O, benar itu. Kami benar-benar ingin mengkudeta pemerintahan SBY-Boediono yang sudah tak becus mengurus negara ini."
Wartawan: " Apakah MKRI yakin upaya itu akan berhasil? Kalau publik melihat persiapan kudeta ala MKRI gak serius-serius amat."
Aktivis MKRI: " Jangan salah sangka, persiapan kami untuk mengkudeta SBY telah matang dan maksimal lo."
Wartawan: " Coba jelaskan detailnya!"
Aktivis MKRI: " Begini ya, massa rakyat telah kami siapkan, dukungan dana kami melimpah, banyak tokoh sipil maupun purnawirawan di belakang kami. Hanya satu saja kekurangan pada kami untuk melakukan kudeta itu, dan itu yang paling vital dan paling penting untuk terjadinya kudeta."
Wartawan: " Apa itu? Senjatakah?"
Aktivis MKRI: " No..no, bukan senjata! Kami hanya belum dapat surat ijin kudeta dari pihak Polda! Itu saja."