Mohon tunggu...
Danang Probotanoyo
Danang Probotanoyo Mohon Tunggu... profesional -

Alumnus UGM, sewaktu Mahasiswa banyak terlibat berbagai "gerakan sosial". Sesekali menulis di media massa mainstream: nasional, lokal dan luar daerah. Anti penindasan dan diskriminasi. Di Kompasiana hanya ingin menulis yang enteng-enteng saja: Singkat, padat, mengena, dan sebisa mungkin menghibur serta bermanfaat(?!). Ingin mempolitisasi humor dan menghumorkan politisi di beberapa segmen. Prinsip: HUMOR CERDAS & MENCERAHKAN. silahkan tertawa sebelum tertawa dikenakan pph! (pajak pemakaian humor)\r\nPeringatan: Copy paste atas karya Saya diijinkan dengan syarat mencantumkan sumber dan nama penulis. Bila tidak berarti terjadi penjiplakan!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ekonomi Kreatif Sekarat, Kok Malah Pasang Mari E Pangestu!

19 Oktober 2011   03:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:47 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_137862" align="alignnone" width="190" caption="Sumber : gevindas.deviantart.com"][/caption] Belakangan ini sering ketemu kawan yang menjadi pengrajin/entrepreneur/ pengusaha kerajinan dari Yogyakarta. Hampir semua dari mereka mengeluh bahwa usaha mereka saat ini sedang lesu bahkan hampir sekarat (terutama yang berorientasi ekspor), akibat sepi order dari luar negeri sebagai dampak krisis global. Yang menjadi kegeraman bersama, justru SBY dalam reshufflenya kemarin malah menaruh Mari Elka Pangestu untuk menggawangi pos pariwisata dan ekonomi kreatif. Padahal, publik sudah menilai sendiri bahwa ybs tidaklah cakap menjadi menteri perdagangan. Semenjak MEP menjadi menteri perdagangan, justru "para pedagang" asing membanjiri pasar Indonesia. Belum lagi ybs dulu namanya (suaminya?) dikaitkan dengan impor pesawat made in China, yang tak layak secara teknis karena tak lulus sertifikasi, dan akhirnya membuat malapetaka yang menewaskan. Kalau pertimbangan SBY hanya masalah keterwakilan ras/etnis dll, kan ada Kwik Kian Gie, Ciputra, bahkan bila perlu Andri Wongso atau yang lainnya. Kalau MEP, wah kayaknya nalar sudah tidak dipakai lagi di negeri ini. Gawat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun