Mohon tunggu...
Danang Probotanoyo
Danang Probotanoyo Mohon Tunggu... profesional -

Alumnus UGM, sewaktu Mahasiswa banyak terlibat berbagai "gerakan sosial". Sesekali menulis di media massa mainstream: nasional, lokal dan luar daerah. Anti penindasan dan diskriminasi. Di Kompasiana hanya ingin menulis yang enteng-enteng saja: Singkat, padat, mengena, dan sebisa mungkin menghibur serta bermanfaat(?!). Ingin mempolitisasi humor dan menghumorkan politisi di beberapa segmen. Prinsip: HUMOR CERDAS & MENCERAHKAN. silahkan tertawa sebelum tertawa dikenakan pph! (pajak pemakaian humor)\r\nPeringatan: Copy paste atas karya Saya diijinkan dengan syarat mencantumkan sumber dan nama penulis. Bila tidak berarti terjadi penjiplakan!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inilah Alasan Hakim Memvonis "Bocah Sandal"

5 Januari 2012   02:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:19 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1325730205695387405

[caption id="attachment_153956" align="alignnone" width="300" caption="sumber gambar google"][/caption] Meskipun berbagai demo dan aksi 1000 sandal merebak dimana-mana, namun semua itu tak berpengaruh kepada Hakim yang menyidangkan AAL Si Bocah "Pencuri Sandal" dari Sulawesi itu. Hakim tetap memvonis AAL BERSALAH, meskipun fakta persidangan dan bukti tak memperkuat jatuhnya vonis itu. Banyak pihak protes atas keputusan kontroversial Hakim tersebut. Mereka berempati kepada nasib dan masa depan si bocah AAL yang kadung di vonis secara tak adil oleh Hakim sebagai PENCURI, walau faktanya lemah. Tak urung, seusai sidang banyak yang mengecam Hakim tersebut, seorang wartawan pun menyerbu si Hakim ketika keluar dari ruang sidang. Wartawan : "Pak Hakim, mengapa Bapak memvonis bocah tersebut bersalah? faktanya kan bukan dia pencuri sandal Si Briptu Polisi tersebut!" Hakim: "Lho saya kan punya 'hak prerogatif'  juga, emang Presiden saja yang punya! Ini masalah harga diri tahu!" (Wajah Hakim nampak menunjukkan kemarahan yang misterius) Wartawan: "Lho, Bapak Hakim gimana sih, Si Briptu kehilangan Sandal Eiger nomer 43, sedang bocah tersebut nemu sandal butut merek Ando nomer 9.5, bukankah ini tidak sesuai?! lalu kenapa juga Bapak Hakim mengatakan ini soal harga diri Bapak? ini kan tak ada hubungannya dengan Pak Hakim secara pribadi!" Hakim: " Gini ya, asal kamu tahu saja sandal Si Briptu itu memang EIGER, tapi perlu kamu ketahui sandal ANDO tersebut adalah sandal Saya yang telah lama hilang! Herannya mengapa sandal ANDO Saya tersebut ada di depan kamar Si Briptu ya???"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun