[caption id="attachment_146535" align="alignnone" width="300" caption="David Beckham, gambar :Tribunnews"][/caption] Publik sepak bola Tanah Air setelah istirahat sejenak dari euforia sepak bola di ajang SEA Games, kembali dibangkitkan antusiasmenya dengan akan dilangsungkannya pertandingan antara klub sepak bola ternama dari Amerika, yakni LA Galaxy versus Indonesia Selection (Timnas Campuran). Hingar bingar menyambut pertandingan menarik tersebut sudah ditampakkan publik bola, khususnya yang ada di Jakarta, dalam penyambutan sang megabintang LA Galaxy :David Beckham. Namun publik pencinta bola setanah air tentunya tidak mengetahui apa yang dirasakan David Beckham sepanjang perjalanan setibanya dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Hotel. Ya, David Beckham kelihatan murung sekali, ini tentu alamat buruk, bisa jadi dia akan tampil dipertandingan nanti di bawah performa yang seharusnya. Seorang wartawan yang mengikuti perjalanan dalam bis memberanikan diri untuk menyelidik, Wartawan : "Mr David, kelihatannya anda sangat murung, apa ada yang salah dari kami dalam penyambutan tadi? David Beckham :"No..no.., penyambutan sangat OK." Wartawan :"Lantas mengapa Tuan David kami perhatikan kelihatan gundah sekali?" David Beckham:"You semua tahu, saya punya nama besar, saya mantan kapten Timnas England, saya pemain terbaik di MU dan Real Madrid, saya punya banyak klien perusahaan raksasa kelas dunia, pendapatan saya lebih dari 9 Milyar tiap pekannya, tapi mengapa negeri anda ini (Indonesia) menghargai saya begitu murah??!!" Wartawan :"Tuan Beckham pasti salah info! kami membayar mahal untuk Tuan dan LA Galaxy dalam pertandingan nanti, bahkan tiket penonton kami jual dengan harga tinggi hingga 850.000 per lembarnya, ini berkali-kali lipat dari pendapatan perkapita negeri kami, Sir!" David Beckam:"You tak usah bohong sama I, tadi sepanjang perjalanan I melihat dengan mata kepala I sendiri bahwa tiket untuk I dijual sangat murah! ada yang cuma Rp. 15 ribu sampai paling mahal Rp. 25 ribu, bagaimana you mau ngibulin I. Lebih tak menghargai lagi, ternyata tiket-tiket murah tersebut dijual di kios-kios kumuh sepanjang bantaran river dan rel kereta api. I bertambah marah karena semua kios penjual tiket tersebut keliru menulis nama saya! Ingat, saya adalah BECKHAM bukan BEKAM! sebagaimana di tulis di kios-kios itu, you Know?!" [caption id="attachment_146566" align="alignnone" width="300" caption="Proses Bekam, sumber gambar : google"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H