Mohon tunggu...
Danang Priyanto
Danang Priyanto Mohon Tunggu... -

hanya seseorang yang masih terus ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Memfitnah Calon Presiden

18 Juni 2014   18:14 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:15 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ibnu Abdil Barr, ahli fiqih dari mahdzab Maliki berpendapat, “Ahli ilmu tidak akan  menerima berita negatif kecuali dengan bukti yang jelas. Dan kalau sekiranya dalam kasus itu ada permusuhan maka selayaknya berita tersebut tidak diterima."

Menikmati Gunjingan

Suatu kali Ibrahim bin Adham mengundang orang-orang datang dalam sebuah jamuan. Ketika telah duduk di depan hidangan, mereka malah asyik membicarakan seseorang. Maka berkatalah Ibrahim bin Adham, "Sesungguhnya orang-orang sebelum kita, mereka memakan roti kemudian baru makan daging, namun kalian kini memulai dengan makan daging (sindiran untuk menggunjing) sebelum makan roti."

Seseorang yang menikmati pergunjingan dan senang terhadapnya, otomatis dia jatuh dalam persekutuan dosa yang dilakukan para penggunjing. Sebaliknya orang yang membela kehormatan saudara seiman yang digunjingkan, tentu janji pahala menantinya. Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang membela kehormatan saudaranya yang sedang digunjingkan maka merupakan hak Allah untuk membebaskannya dari api neraka." (HR. Ahmad)

Sahabatku, mungkin saat ini kita sedang lega kegirangan karena mampu melepas syahwat kebencian dengan membuat olok-olok di dunia maya. Padahal tahukah? Jangankan makhluk Allah selevel malaikat Rakib dan Atid, Mbah Google saja mampu mencatat dan mengindex apa yang kita sampaikan. Maka sebagai penutup opini ini, tidak ada salahnya kita merenungi dalam-dalam firman Allah berikut, "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung-jawabannya..." (Al Isra: 36)

Saudaraku, tidak salah memang kita mencari tahu rekam jejak dan memiliki pendapat tersendiri tentang track record seseorang. Apalagi itu menyangkut kualitas calon pemimpin kita. Akan tetapi apakah hasilnya harus kita ungkapkan dengan sumpah serapah dan ghibah?! Wallahu a'lam bishawab

***

Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat beliau : “Sahabatku, tahukah kalian apakah ghibah itu?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui.” Beliau kemudian bersabda, “Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya.” Lalu ditanyakan kepada beliau (Rasulullah SAW), “Bagaimana halnya jika apa yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku?” Nabi pun menjawab, “Maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan  jika tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta (memfitnahnya).” (HR. Muslim)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun