Bimbingan klasikal merupakan kegiatan layanan yang diberikan kepada sejumlah peserta didik/konseli dalam satu rombongan belajar dan dilaksanakan di kelas dalam bentuk tatap muka antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik/konseli. Bimbingan klasikal diberikan kepada semua peserta didik/konseli dan bersifat pengembangan, pencegahan, dan pemeliharaan. Sebelum memberikan layanan bimbingan klasikal guru bimbingan dan konseling perlu menyusun rencana pelaksanaan layanan atau RPL sebagai pedoman pelaksanaan layanan bimbingan klasikal.
      Bakat dan minat merupakan hal penting yang perlu dikembangkan dalam diri peserta didik. Bakat adalah kemampuan bawaan seseorang yang merupakan potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud. Sementara minat adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang terdiri dari perasaan senang, perhatian, kesungguhan, adanya motif dan ketertarikan pada sesuatu yang kesemuanya berorientasi untuk mencapai suatu tujuan. Bakat dan minat yang dikembangkan secara maksimal dapat membawa pengaruh baik bagi masa depan peserta didik. Hal sebaliknya apabila bakat dan minat tidak dikembangkan secara maksimal maka peserta didik akan mengalami kebingungan dengan potensi yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, pendidikan terutama di sekolah seyogyanya mampu memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki. Selain itu peran guru di sekolah juga cukup penting dalam upaya mengembangkan bakat dan minat peserta didik.
      Adapun peran guru yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan layanan yang mampu mewadahi peserta didik untuk mengidentifikasi dan mengembangkan bakat minatnya. Sebagai guru bimbingan dan konseling salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan layanan bimbingan klasikal. Layanan bimbingan klasikal diberikan kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik mampu mengidentifikasi bakat dan minat dalam dirinya sendiri sehingga peserta didik mampu mengembangkan bakat dan minatnya, serta merancang strategi untuk mengembangkan bakat dan minat.
      Adapun pemilihan model dalam layanan bimbingan klasikal adalah model problem based learning dikarenakan model ini dirasa sesuai dalam upaya mengembangkan bakat dan minat siswa. Problem based learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada masalah dunia nyata untuk memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar yang aktif kepada peserta didik. Problem based learning adalah pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
      Dalam kondisi nyata banyak dijumpai peserta didik yang belum mengenal bakat serta minat yang dimilikinya. Peserta didik merasa bingung dengan bakat dan minat yang dimiliki. Di kondisi lain peserta didik banyak yang tidak percaya diri dengan bakat yang mereka miliki sehingga bakat tersebut tidak berkembang secara optimal. Selain itu peserta didik banyak yang kurang mendapatkan dukungan dalam mengembangkan bakat mereka. Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut peserta didik dapat merefleksikan dan mampu mengambil nilai dari permasalahan tersebut. Dari permasalahan yang disajikan memacu peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis. Peserta didik mampu mengidentifikasi apa saja yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam mengembangkan bakat minat, lalu bagaimana cara untuk mengembangkan bakat dan minat mereka, dsb. Â
      Dalam proses layanan bimbingan klasikal guru bimbingan dan konseling berperan sebagai fasilitator yang berperan menuntun dan mengarahkan peserta didik agar mampu mengidenttifikasi dan mengebangkan bakat minatnya. Selain itu dalam memberikan arahan guru bimbingan dan konseling juga memberikan sedikit penjelasan mengenai materi bakat dan minat itu sendiri. Selama proses kegiatan siswa tampak aktif memperhatikan penjelasan dari guru BK. Tak jarang sesekali guru BK melemparkan pertanyaan-pertanyaan sederhana kepada peserta didik untuk membangun keaktifan dan menggali pengetahuan peserta didik.
      Selain itu peserta didik juga diberikan lembar kerja dapat mereka selesaikan secara berkelompok. Peserta didik diminta untuk menyebutkan berbagai jenis bakat dan minat, lalu mereka dapat mengidentifikasi bakat dan minat yang sesuai dengan diri mereka. Tampak para siswa aktif berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok. Setelah menyelesaikan lembar kerja, peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Peserta didik tampak antusias dan percaya diri dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka.
      Dari proses layanan bimbingan klasikal dapat dilihat bahwa peserta didik sudah mulai mampu untuk mengidentifikasi dan mengenali bakat minat yang dimilikinya. Salah satu peserta didik menyampaikan pendapat bahwa ia sudah tidak bingung lagi dengan bakat dan minatnya. Peserta didik mengaku sudah lebih paham bakat dan minatnya sehingga akan berusaha untuk mengembangkannya. Adapun peserta didik mengatakan bahwa dengan adanya bimbingan klasikal ini sangat membantu ia dalam menemukan siapa dirinya dengan potensi yang dimilikinya. Melihat dari hasil layanan bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan bahwa peserta didik sudah mampu untuk mengidentifikasi dan mengenali bakat minat yang dimilikinya, maka diharapkan mampu memotivasi peserta didik untuk senantiasa mengembangkan bakat minatnya secara optimal. Hal ini penting sebagai salah satu yang menentukan masa depan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H