Pada akhir tahun 1700-an. Veerenigde Oost-Indische Compagnie disingkat VOC atau yang dikenal sebagai kongsi dagang Hindia Timur berjuang dalam kiprahnya melakukan kolonisasi demi menguasai rempah-rempah di Hindia Belanda. Namun, suku-suku pribumi Nusantara tidak ingin daerahnya dirampas oleh bangsa asing atas nama kemerdekaan dan kedaulatan. Mereka pun melakukan perlawanan demi mempertahankan tanahnya dari invasi para penjajah Eropa tersebut.
Di lain sisi, Belanda yang saat itu daerahnya tergolong kecil jika dibandingkan dengan Nusantara juga dikolonisasi oleh negara Prancis. Hal tersebut membuat pembentukan pasukan yang stabil di negara jajahan menjadi mustahil.
Yang mereka perlukan saat itu adalah para perwira yang tangguh, berpengalaman, dapat diandalkan dalam memimpin petempuran, serta mampu melawan pemberontakan yang terjadi di Hindia Belanda. Karena tidak banyak yang bisa diharapkan dari para tentara pribumi saat itu, Belanda memutuskan untuk menyewa perwira dan serdadu dari negara-negara Eropa lain, seperti Jerman.
Pasukan tersebut adalah Resimen Wurttemberg yang dikontrak dari wilayah Jerman Selatan. Resimen tersebut mulai dioperasikan pada kurun waktu 1787 hingga 1808 dan dibawa menuju ke Batavia pada tahun 1787 oleh Adipati Karl Eugen yang pernah dididik secara militer oleh Raja Prusia, Friedrich II.
Perlu diketahui bahwa tujuan awal Karl Eugen ke Hindia Belanda adalah untuk berdagang. Namun, melihat kedisiplinan pasukan tersebut, VOC pun tertarik untuk menyewa mereka. Pada tahun 1790, sekitar 2000 personel Resimen Wurttemberg dikirim ke Jawa dan ditempatkan di kawasan Jalan H Agus Salim, Semarang. Kedatangan pasukan bertepatan dengan situasi kala itu, di mana VOC sedang melakukan operasi militer guna menyingkirkan para ulama penasihat Susuhunan Pakubuwono IV dari Surakarta. Selain itu, Resimen Wurttemberg juga pernah ditugaskan dalam peperangan melawan Pangeran Nuku, penguasa Kesultanan Tidore.
VOC dibubarkan dan diganti menjadi rezim Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, yaitu Republik Bataaf pada 31 Desember 1799. Pembubaran disebabkan oleh praktik korupsi yang menghabiskan anggaran kas. Resimen Wurttemberg pun kemudian diintegrasikan dan dilebur menjadi pasukan Hindia Belanda oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Salah satu perwiranya yaitu Kolonel Franz Karl Phillip von Winckelmann diangkat sebagai Kepala Staf Tentara Belanda dan pernah mengikuti parade bersama dengan Pangeran Diponegoro muda. Pada akhirnya, Resimen Wurttemberg dibubarkan pada tahun 1808. Para anggotanya menetap di Jawa dan menjadi ekspatriat golongan Eropa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H