Indonesia merupakan negara kepulauan yang dimana setiap daerahnya memiliki beragam kebudayaan dan kesenian. Salah satunya yaitu Jawa Tengah, Jawa Tengah memiliki beragam kesenian tradisional, kesenian yang paling populer di Jawa Tengah adalah Tari Tradisional Reog Buto Gedruk.Â
Tarian ini banyak di gandrungi seluruh masyarakat dari segala kalangan tanpa terkecuali, dari mulai orang tua sampai anak-anak. Tari Reog Buto Gedruk ini terinspirasi dari cerita perang Prabu Baka dan Babat Tanah Jawa.Â
Arti dari tarian ini yaitu menceritakan tentang Raksasa yang sedang murka. Tarian ini merupakan tarian yang dilakukan secara berkelompok, umumnya dimainkan 6 sampai 10 orang bahkan lebih. Kesenian ini berasal dari daerah Magelang Jawa Tengah yang seiring berkembangnya waktu kesenian ini sudah menyebar luas di daerah Jawa Tengah.
Seni pertunjukan Tari Reog Buto Gedruk ini memiliki berbagai fungsi dari segi hiburan dan ritual. Dalam pelaksanaan Reog ini biasanya diawali dengan ritual menyalakan menyan di setiap sudut tempat pertunjukan dan membacakan doa atau mantra, agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan selama berlangsungnya pertunjukan, karena pada dasarnya kesenian Tari Reog ini adalah hal yang sakral. Penyebab masyarakat tertarik pada kesenian ini karena gerakannya berbeda dengan tarian Reog pada umumnya, serta hentakan kaki yang memiliki ritme, irama dan kekuatan yang selaras dengan gambaran raksasa di dalam tarian ini.Â
Tarian Reog Buto Gedruk ini memiliki berbagai filosofi dalam gerakannya, diantaranya ialah:
 1. Sabetan Sabetan, merupakan salah satu gerakan yang ada dalam Reog Buto Gedruk. Sabetan ini dilakukan sebanyak 12 hitungan yang diawali dari kempul kosong, kempul ini salah satu bagian dari alat musik gamelan. Sabetan terdiri dari sabetan hadap depan, sabetan muter, dan sabetan srimpet.Â
2. Gedruk Bumi, Gedruk Bumi dalam artian injak bumi merupakan gerakan yang dilakukan menggunakan kaki berpusat pada hentakan tumit kaki yang menghentak bumi. Gedruk Bumi dalam filosofinya menggambarkan bahwa bumi sebagai bentuk sumber kehidupan yang harus kita anggap keberadaannya. Gedruk Bumi ini terdiri dari dua gerakan yaitu Gedruk Muter dan Gedruk Mleset.Â
3. Lampahan, Lampahan berasal dari Bahasa Sansekekerta yang memiliki arti lakon atau cerita. Seperti yang sudah dijelaskan diatas tarian ini terinspirasi dari cerita perang Prabu Baka dan Babat Tanah Jawa, maka dari itu dari setiap gerakan yang dilakukan oleh setiap lakon atau penari memiliki makna atau gambaran dari cerita perang tersebut.Â
4. Ogek Lambung, Ogek Lambung ini gerakan badan, bagian pada dada dan perut bergerak kekanan dan kekiri yang berpusat dibagian perut. Gerakan tersebut menjadi ciri khas dalam seni pertunjukan Reog.Â
5. Jengkeng, Jengkeng menurut KBBI memiliki arti berjalan menggunakan ujung jari kaki. Gerakan ini dilakukan dengan lutut kaki kanan ditaruh dilantai, lutut kaki kiri diangkat, tubuh bertumpu pada kaki kanan, kaki kiri menapak satu baris dengan lutut kaki kanan, jari kaki kiri ditekuk ke atas (nylekenting).Â