Literasi Digital sangat penting, tak terkecuali bagi para guru di berbagai tingkatan sekolah, karena hal itu memungkinkan para guru dapat mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan teknologi yang diperlukan dalam mengajar dan berinteraksi dengan peserta didik secara efektif.
Di era sekarang,Guru yang memiliki literasi digital biasanya mampu menggunakan berbagai teknologi dan alat digital untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif bagi peserta didik. Mereka dapat menggunakan media digital, melakukan simulasi dan menggunakan platform pembelajaran daring di berbagai aplikasi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, sehingga mendorong diskusi yang lebih dalam dan berkolaborasi antar peserta didik. Â
Tak kurang dari 22 orang guru Madrasah Aliyah Negeri 1 Tasikmalaya tampak antusias menyimak materi terkait Learning Management System (LMS) pada kegiatan Pengabdian bagi Masyarakat skema Program Penerapan IPTEK kepada Masyarakat (PbM-PPIM) dengan tema Pelatihan dan Pendampingan Penggunaan Learning Management System (LMS) dalam Pembelajaran untuk Menguatkan Literasi Digital bagi Guru-Guru di lingkungan pesantren, sejak Sabtu pagi (20/7) di Gedung Olahraga MAN 1 Tasikmalaya, Sukamanah, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ketua tim pengabdian Dr. Nani Ratnaningsih, MPd sebagai ketua tim IbM-PPIM (Pengabdian bagi Masyarakat-Program Iptek bagi Masyarakat) dalam pemaparannya mengatakan bahwa Learning Management System merupakan platform sebagai media pembelajaran berbasis elektronik untuk memfasilitasi para guru dalam menyusun bahan ajar.
"Kenapa kami memilih pengabdian di sini, karena ini erat kaitannya dengan literasi digital yang berkaitan dengan penggunaan platform, salah satunya LMS maka kami perlu mensosialisaikan LMS yang mungkin digunakan dalam pembelajaran."
Menurutnya, bahwa akademisi peduli untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam kegiatan yang diprogramkn oleh pemerintah yaitu penguatan literasi bagi para peserta didik, terutama di Kabupaten Tasikmalaya.
"Pada saat peserta didik harus dikuatkan literasinya, maka pendidiknya dulu yang harus dikuatkan literasinya dengan cara diikutsertakan dalam pelatihan dan pendampingan mengenai literasi digital. Tapi, bukan berarti bahwa para guru di sini belum memiliki literasi digitalnya, makanya dalam tema itu judulnya menguatkan. Artinya bapak ibu guru sudah memiliki basic literasi digital, sebetulnya," terang dia.
Pentingnya literasi digital di era sekarang tak bisa diabaikan, terlebih dengan pesatnya perkembangan internet di era digital ini. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, kemampuan untuk memahami, mengelola, dan berpartisipasi dalam lingkungan digital menjadi sebuah keharusan.
Guru memegang peran penting dalam membentuk pemahaman dan keterampilan literasi digital peserta didik. Melalui pelatihan yang tepat, guru dapat menjadi role model yang kuat dalam mengajarkan kepada siswa cara menggunakan teknologi secara efektif, aman, dan etis. Namun bagaimana dengan lingkungan pendidikan yang memberlakukan aturan khusus mengenai penggunaan smartphone di lingkungan pendidikan?
"Siswa kami itu, Sembilan puluh persen adalah santri. Jadi, karena melalui berbagai pertimbangan dan komitmen dengan pesantren, ada beberapa hal yang dibatasi seperti penggunaan handphone. Tetapi, kami ada Solusi. Kami mengadakan lab yang insyaAllah relatif  lengkap. Dan di tiap kelas ada Smart TV yang terkoneksi dengan internet. Jadi tidak ada kendala terkait informasi dan teknologi," terang Wakasek bidang Humas, Undang Kurniawan, M.Pd.
Undang menjelaskan, jika ada pembatasan penggunaan HP di lingkungan sekolah untuk para peserta didik MAN 1 Tasikmalaya itu merupakan komitmen sejak awal, semua pihak telah menyadari pentingnya hal tersebut termasuk para orangtua dan pihak sekolahpun tidak meninggalkan tanggung jawab untuk memberikan pengajaran dan pendidikan teknologi dan informasi.