kopi tak hanya melahirkan profesi (yang terhitung masih relatif) baru di Indonesia. Sebut saja barista alias tukang seduh kopi atau peracik minuman (non alkohol). Profesi ini harus punya keahlian dan sertifikasi akan lebih. Berbagai parameter yang njlimet biasanya mereka gunakan untuk meracik minuman, skill, tehnik brewing, dan feeling mereka asah dalam membuat dan menyajikan aneka jenis minuman berbasis espresso seperti latte atau capucino.Â
Ramainya kedaiProfesi tersebut termasuk banyak peminatnya saat ini, tak terbatas pria, wanita pun banyak yang menggelutinya. Yang jelas sebagai peracik minuman berbasis kopi ini (bisa juga base on tea dan lain-lain, barista memiliki tanggung jawab menyajikan minuman senikmat mungkin di atas meja tamu dan siap diseruput penikmatnya hasil berbagai metode brewing dan racikan.
Begitu juga dengan profesi roaster yang dalam bahasa Inggris punya dua makna yakni alat panggang dan ayam panggang. Namun dalam hal ini roaster yang dimaksud adalah coffee roaster, sebutan untuk orang yang ahli dalam menyangrai coffee bean menjadi biji kopi yang siap giling lalu diseduh.Â
Seorang coffee roaster biasanya sama njlimetnya dengan barista, sang ahli sangrai-lah yang mengkalkulasikan variabel roasting yang terkandung pada biji kopi mentah atau green bean. Ia adalah orang yang dianggap mampu memaksimalkan potensi rasa pada kopi dengan tingkat keasaman (acidity), kepahitan, bahkan menjaga rasa manis dalam kopi tanpa gula dengan berbagai aroma bawaan kopi.Â
Dampak lain di era kebangkitan kopi Indonesia di abad ini tentu saja adalah perkebunan dan petani kopi yang semakin menggeliat dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong sebagai media tanam kopi, seperti di tepian hutan atau di dalam hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani seirisan dengan tanaman hutan lainnya, tanaman kopi biasanya dibuat tidak tinggi dan dibuat rendah agar mudah dipanen dan butuh pohon besar sebagai naungan.
Selain itu, lahir juga berbagai komunitas pecinta kopi yang sering berdiskusi di kedai dan meramaikan kedai kopi dengan kegiatan hunting kopi dan kedai-kedai atau cafe baru, mereka biasanya selalu penasaran dengan nuansa yang berbeda dan dari sini muncul pula anak-anak senja yang identik dengan konten-konten pendek di sosial media yang nuansanya puitis berbicara tentang daily life bahkan asmara.
Berbagai event kopi juga seringkali kita temukan diantaranya adalah kompetesi manual brewing yang cukup digemari para barista, seperti yang dilakukan Innovative Coffee & Roastery Bukit Damai Indah Jalan Raya Pangleseran,Cintakarya, Parigi, Kabupaten Pangandaran pada Sabtu (24/02/2023) dan diikuti oleh 32 barista dari berbagai wilayah Jawa Barat dan Jakarta.
"Dari Innovative ini, apa yang ingin dicapai adalah sinergitas dari berbagai kalangan. kompetisi bagi barista sendiri itu juga penting untuk menaikan nama mereka," kata Imung, pengelola Innovative Coffee & Roastery. "Kopinyatu sendiri hadir sebagai media partner," kata dia.
Perihal Kopinyatu sendiri adalah sekumpulan mahasiswa Unsil dan lainnya di kota Tasikimalaya yang awalnya terbentuk dari kesamaan hobi menikmati kopi dan kemudian terpikir untuk membuat konten di Instagram dengan niche yang sama dan seragam dengan tujuan mempromosikan kedai-kedai kopi kecil dan cafe dengan review singkat lewat tayangan video IG yang kini berubah jadi reels.
"Dan pada akhirnya kami harus berpikir tentang hirarki Kopinyatu, setidaknya apa yang kami lakukan ini tidak habya sekedar hobi dan bersenang-senang dengan kopi, mencoba jadi media partner, menggarap promosi, bahkan kita menjual kopi langsung lewat marketplace tokopedia, kerjasama dengan roastery dan petani dan banyak lagi PR yang harus kami lakukan," kata Andri salah satu pentolan KopiNyatu.
"Spiritnya adalah kebersamaan, kita fight! Dan kopi adalah yang menyatukan kita," kata Kennaldy, pentolan KopiNyatu. Setali tiga uang Reza, sang kamerawan pun mengungkap hal yang sama dengan adanya kesamaan hobi dengan berbagai keahlian yang berbeda maka komunitas KopiNyatu terbentuk dan berusaha berbuat sesuatu sebab mencintai hal yang sama, kopi!