Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mimpi Besar Mamet untuk Tenjobumi Kopi

28 Desember 2022   11:28 Diperbarui: 29 Desember 2022   16:43 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untuk Menghasilkan Kopi Berkualitas, Sortir Kopi adalah Wajib! (Dokpri)

Pengembangan Bisnis Kopi ala Milenials Tenjobumi Kopi

Saat ini, bisnis kopi sedang mengalami era dinamis dalam proses transformasi bisnis dan budaya. Selain perubahan menyongsong fase digitalisasi, juga diperlukan perubahan perilaku dan bisnis proses, kerjasama dan kolaborasi dari berbagai elemen di masyarakat, tak terkecuali para investor baik perorangan, lembaga atau pemerintah.

Bagi pegiat kopi Tasikmalaya yang  sehari-hari melakukan kegiatan roastery di Enggal Ngopi, Jalan Letjen Ibrahiem Adjie 14 Indihiang Kota Tasikmalaya ini, kehadiran pihak ketiga yang bersedia berkolaborasi, bekerjasama serta berinvestasi adalah upaya yang tepat untuk membangun petani kopi,  Masyarakat  Desa Hutan, prosesor kopi hingga ke penyeduh kopi di bagian bar sekalipun.

Kopi, baginya adalah ikhtiar dalam menata ekonomi masyarakat dari hulu ke hilir melalui sebuah skema yang ia beri nama Tenjobumi Kopi, harapannya Tenjobumi Kopi menjadi sentra Kopi di wilayah Priangan Timur, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya. Tak hanya dari segi proses pasca panen hingga siap dikonsumsi di atas meja, namun segala hal yang berkaitan dengan kopi mulai dari menggarap lahan, petani, edukasi, agrobisnis dan agrowisata termasuk eduwisata.

Menyemai Benih Kopi Terbaik
Menyemai Benih Kopi Terbaik
"Ceritanya, suatu saat saya diminta orang  Perhutani menjalankan sebuah skema bisnis di mana saya berperan menjadi offtaker, diminta bersedia mengelola kopi dari seluruh LMDH yang ada di Tasikmalaya ini, awalnya gitu," kata Mamet Nugraha, pegiat Kopi Tasikmalaya.

"Lalu saya tawarkan, kenapa nggak Tenjobumi Kopi saja, kata saya waktu itu," lanjut Mamet ihwal Tenjobumi Kopi yang menurut ceritanya sedikit banyak telah melakukan pengembangan usaha kopi  dan pemberdayaan bagi sejumlah petani kopi Kabupaten Tasikmalaya. Ia pun tak segan menyediakan beberapa jenis kebutuhan petani kopi seperti green house, huller dan non benda seperti  edukasi kopi dan program pendampingan kepada petani.

Sebuah Proses Panjang untuk secangkir kopi (Dokpri)
Sebuah Proses Panjang untuk secangkir kopi (Dokpri)
"Nah, kata orang Perhutani, Sekarang mah nggak perlu ke kebun lagi kalau mau nyari kopi Tasik, cukup datang ke Mamet, Enggal Ngopi, begitu," kata dia.

Menurut lelaki yang punya hobi gowes ini, petani tak hanya cukup diberikan informasi dan contoh saja, jika perlu pihak-pihak terkait harus menunjukannya dengan melakukan kegiatan serupa yakni bertani (berkebun kopi), sehingga kegiatan yang sama bisa menjadi sebuah patokan (misalnya bagi Perhutani).

"Keuntungannya, Perhutani bisa tahu dari satu hektar lahan itu berapa banyak kopi yang dihasilkan, kan mereka butuh data untuk sharing profit itu yang nilainya bisa sampai sepuluh persen?" kata dia.

Mamet mengambarkan dengan adanya Tenjobumi Kopi, mungkin akan lebih baik bila para petani yang berkolaborasi dengan Perhutani cukup dimintai (sharing profit) hasil panen berupa kopi, bukan uang karena tidak semua petani bisa melakukan itu.

"Iya jika mereka berhasil menjadikannya uang, berhasil memproses kopi dengan baik, kalo ngga bisa, gimana?" kata lelaki tambun keturunan Aceh ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun