Hal yang lazim terjadi ketika Bulan Ramadhan semakin mendekat adalah kebiasaan merangkaknya harga-harga kebutuhan pokok, daging, sayuran dan lain-lain. Mau tidak mau hal ini harus dihadapi masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Kenaikan harga ini seolah fenomena yang kudu dimaklumi, masyarakat pun nampaknya terpaksa maklum.
Di lain sisi, ada kenaikan perbuatan baik yang dilakukan masyarakat menjelang Ramadhan, seperti pola hidup sehat yang kembali diterapkan banyak individu dengan harapan bisa tetap fit dan sanggup menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh. Status-status sholeh dan sholehah pun mulai marak seperti saat datangnya malam nisfu sya'ban, lini massa juga diramaikan oleh ucapan saling minta maaf dan mendoakan, sehingga ramainya kubu yang pro kontra terhadap Ahok sedikit banyak bisa diredam, meskipun di waktu selanjutnya "Keributan" sosmed muncul lagi satu persatu.
Bertempat di halaman sekolah MI Almanshuriyah, Sinagar, Sukaratu, Tasikmalaya, Sabtu (13/5/17). Tak kurang dari 2024 orang jompo, anak yatim dan piatu juga yatim piatu, pengurus RT/RW di Kecamatan Sukaratu dan para ustadz menghadiri semacam acara open house, mereka dijamu makan dan minum, diberi santunan berupa buku dan alat tulis, makanan anak-anak, beras, mie, ikan kaleng dan lain-lain dan juga sejumlah rupiah. Tak ketinggalan acara sunatan massal untuk puluhan anak pun digelar.
"Sohibul Hajat pernah bercerita kepada saya, ia mencoba menghentikan shodaqohnya dalam seminggu saja, rupanya sangat berdampak negatif pada kondisi perusahaan dan keluarganya," terang Abdul Qodir, Sekda Kabupaten Tasikmalaya, ia menegaskan apa yang dilakukan oleh Pemda setempat dalam menyelenggarakan acara serupa tidak sebesar ini,"Saya berharap ini menjadi inspirasi bagi siapa pun yang mampu berbuat bagi masyarakat, tidak harus dengan materi tapi dengan apa saja yang orang itu bisa," imbuh Abdul Qodir.
"Ini sebuah contoh nyata, bahwa Allah tidak pernah mengingkari janjinya, dengan banyaknya shodaqoh dan amal baik justru Allah melipatgandakan berbagai kebaikan, termasuk menambah banyaknya harta yang berkah," ucap Camat Sukaratu, Endin yang juga turut menghadiri acara syukur nikmat menjelang ramadhan ini. Ia mengatakan perkara yang lazim dan mudah jika melakukan kebaikan dalam keadaan lapang, namun tentu dalam keadaan sempit pun semestinya manusia bisa berbuat amal shalih dan bermanfaat untuk sesamaanya, " Dan ini sulit," imbuhnya.
Sudah sepantasnya manusia yang berakal menyegerakan berbuat baik sebelum kedatangan perkara yang menghalanginya.
Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menasihati seorang laki-laki:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ , شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ , وَصِحَّتِكَ قَبْلَ سَقْمِكَ , وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ , وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ , وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
”Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaitu) mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu.” (HR. Al Hakim)
Wallohu A'lam Bishowab.
Selamat menjelang bulan Ramadhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H