Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bicara Musik Blues bareng Achonk The Blues Man

10 Maret 2017   18:50 Diperbarui: 11 Maret 2017   06:01 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang melatih musikalitas dirinya dengan serius, selera musiknya tinggi, punya taste dan sence of music yang bagus, sangat detail memikirkan perangkat apa yang ia pakai, memikirkan sound-nya seperti apa, kalau dia bassist ia akan memikirkan bass apa yang ia pakai. Sangat perhatian dengan apapun yang berhubungan dengan musik, bahkan alat tempurnya.

Masyarakat penikmat musik di Sukabumi juga sering menyandingkan Anda dengan blues, mereka juga mengatakan Anda juga termasuk salah satu icon musik blues di Sukabumi, apa yang terbersit dalam pikiran Anda?

Wah, terima kasih jika dikatakan demikian, meskipun sebenarnya saya tidak ingin, maksudnya, saya ingin ada regenerasi musisi di Sukabumi, pinginnya ada lagi  yang lain siapa lagi gitu yang lahir, hanya mungkin agak sulit menemukan jati diri sebagai seniman gitar yang serius, kalau Steve Vai bilang, jika Anda ingin jadi musisi atau gitaris band folks biasa, tidak akan banyak masalah, tapi kalau ingin jadi seniman gitar ceritanya berlainan.

Achonk dalam sebuah Jam session (Dokpri Achonk)
Achonk dalam sebuah Jam session (Dokpri Achonk)
Apa yang membuat Anda menekuni musik blues? Sehingga predikat king of blues-nya Sukabumi, menempel pada diri Anda.

Yang membuat saya suka blues adalah kebebasan berekspresi, bebas berimprovisasi seperti halnya musik jazz bisa mengakomodir itu.

Lain halnya musik-musik pop atau musik populer dan lainnya yang dihafal, band-band kekinian mau nggak mau ya harus begitu aja, misalnya nih kalau musisi bawain lagunya BB King, atau Jimmi Hendrix tentu akan dibawakan dengan versi dan karakter masing-masing, bisa dimainkan secara bebas dengan patokan chord-nya aja.

Hahaha. Jika saya dikasih predikat itu saya pikir hanya kebetulan saja karena saya menekuni musik ini.

Ada sebagian orang yang mengatakan Anda terlalu idealis dalam bermusik, menurut Anda?

Itu kan persepsi mereka, tapi saya kira nggak seperti itu juga, karena saya hampir tiap hari ngamen di Lampion café bersama rekan musisi Sukabumi lainnya, buat saya itu pekerjaan, bukan bermain musik walaupun sebenarnya memainkan musik tapi konteksnya saya bekerja dengan media yang bernama musik itu.

Harus dibedakan mana pekerjaan, mana bukan. Contohnya ada tamu yang ingin bernyanyi dan musiknya tetap harus kita mainkan sebaik-baiknya, lantas apakah saya menyukai setiap lagu yang dimainkan karena keinginan orang lain bernyanyi? Kan nggak, tapi bagaimana kita bisa professional dan menjalani pekerjaan dengan enjoy, kita harus bisa membunuh mood jelek seperti halnya sebuah tugas, mau di hutan, di laut di udara, di darat, kita lakukan tugas itu dengan baik dan gagah. Tetap aja kita kerjakan dengan baik, lain halnya jika saya konser sendiri dengan memainkan musik blues, saya tentu melakukannya dengan lebih antusias, dengan penuh passion.

Lagu apa yang pertama kali Anda mainkan di panggung?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun