Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hutanku Hilang, Hutanku Malang (3)

5 Juni 2016   13:50 Diperbarui: 5 Juni 2016   14:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu pula dengan masyarakat modern mengenal tanaman ini mampu menyembuhkan beberapa penyakit, khasiat daun, kulit pohon dan akarnya bisa mengatasi demam, penyembuh luka di gusi, gangguan cacing, tonikum pasca melahirkan, mengatasi kelelahan dan membantu menguatkan stamina. Penasaran, saya mencobanya dengan merendam akar pasak bumi dalam air panas mendidih kemudian meminumnya, rasanya benar-benar pahit! tetapi betapa sulitnya mencabut pohon ini meski tingginya sekedar 20-40 sentimeter. Ada mitos beredar soal pasak bumi, ia tak dapat dicabut sembarangan, tumbuhan dikotil ini sangat kuat menancap ke dalam bumi meski kecil dan pendek jika tidak sedang beruntung pasak bumi tak akan bisa dicabut dengan sekuat tenaga kecuali digali untuk mendapatkan akarnya.

Memasuki hari ketiga ekspedisi, suara-suara alam tiap waktu nyaris sama dan tak lagi menjadi perhatian saya meski di kemudian hari rasa rindu pada suara-suara itu begitu kuat, kehadiran beruang yang sangat mencolok terekam dalam ingatan, suara beruang yang sedang bertengkar atau apa? sempat membuat khawatir jangan-jangan mereka mendekat, apakah mereka merasa terganggu dengan kehadiran kami yang berjumlah 13 terlalu banyak? 

****

Bunyi nyaring Chain saw atau Shenso mulai terdengar, pertanda penumbang pohon sedang melakukan aktifitasnya, para perambah tengah menggergaji separuh diameter pohon yang mereka akan tumbangkan, kemungkinan menghemat  bahan bakar dan tenaga, mereka  efektif dan efisien, ketika angin bertiup kencang pohon-pohon yang telah digergaji runtuh dan saling menindih setelah diterpa angin besar terjadi efek domino saling menumbangkan satu sama lain, bila musim kemarau tiba lahan-lahan itulah yang dibakar dan dalam sekejap api akan segera menjalar.

5753ecbb24a9d5e5258b456c.jpeg
5753ecbb24a9d5e5258b456c.jpeg

(Sungai Sawan, di seberang daerah tumbangan perambah)

Di hari keempat ekspedisi, kami menjumpai dua orang perambah yang masih relatif muda, perambah ini mengaku bernama RZ usia 16 tahun, usia belia nampak dari wajahnya dan  JMD yang sudah dewasa mengaku berasal dari Jakarta keturunan Sumut, mereka diinterogasi oleh Sersan Syamsul, Burhanuddin dan Sembiring anggota TNI AD. Sersan Syamsul memberikan beberapa peringatan dan nasihat tentang bagaimana kegiatan mereka telah merusak ekosistem di TNTN, merusak habitat asli hewan-hewan yang terancam punah dan dilindungi, mengingatkan tentang perbuatan melanggar hukum dan menggambarkan kehidupan yang bisa mereka dapatkan dengan tidak  menjadi pembalak liar atau perambah suruhan di dalam hutan, keduanya disuruh pergi meninggalkan hutan. 

Masih di hari yang sama, kami kembali mendapati para perambah untuk kedua kalinya dengan pelaku yang berbeda, ketegangan dan kegaduhan terjadi karena  perambah ini tampaknya jauh lebih galak ketimbang aparat, jari kiri tangan sersan Syamsul terkena goresan parang perambah yang berhasil kabur, padahal ketika Polhut dan TNI yang berjalan lebih dulu beberapa meter di depan saya hanya memanggil mereka  agar bisa melakukan sosialisasi dan pendekatan persuasif, JH 25 tahun dan AM 45 tahun mengaku dari Toro dan Doli, dusun yang dikenal  berada di kawasan TNTN, menurut Amir Hamzah penduduknya sudah mencapai 3000 kepala keluarga, keduanyapun akhirnya dilepaskan setelah TNI memberikan peringatan keras mengingat hutan Taman Nasional Tesso Nilo yang nyaris habis.

"Saya cuma pekerja pak!" Manurung berkilah.

"Iya! jika kalian tak bekerja seperti ini tak akan habis hutan ini!" Pak Burhanuddin dengan tune tinggi.

"Ya pak, saya minta maaf!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun