Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hutanku Hilang, Hutanku Malang (3)

5 Juni 2016   13:50 Diperbarui: 5 Juni 2016   14:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya Raju dan Gilang yang menemukan jejak raja rimba itu, jejak yang masih baru diperkirakan melewati sungai pada malam hari sebelum kami tiba. Harimau itu datang ke sungai untuk minum, Sersan Syamsul menambahkan bahwa 'datuk' (panggilan masyarakat untuk harimau) datang ke sungai tak sekedar untuk minum tetapi juga makan, ia mencari ikan karena makanan lain sudah sama menyusutnya seperti hilangnya hutan yang sedemikian mengerikan, dimana laju perambahan sudah sampai ke tepian sungai Sawan. Untungnya hanya sebagian kecil jejak harimau yang terhapus, selebihnya masih bisa direkam dengan gambar jiplakan menggunakan spidol dan plastik transparan untuk kemudian dijadikan data pihak Balai Taman Nasional. 

10527505-10208289005083416-8478537396870005251-n-5753cb81509373d2045b4cd8.jpg
10527505-10208289005083416-8478537396870005251-n-5753cb81509373d2045b4cd8.jpg


Temuan ini tentu membahagiakan, setidaknya menandakan eksistensi raja rimba bukan isapan jempol belaka, sekaligus mengundang kekhawatiran. Sersan Syamsul memberi penghiburan "Insya Allah nggak bakal ada apa-apa, nang! kita datang ke hutan ini juga niatnya untuk mengupayakan ngasih perlindungan sama mereka termasuk datuk inilah." kemudian ial melanjutkan obrolan bahwa kita datang ke hutan dengan rasa cinta pada mereka, kemungkinan naluri hewan-hewan hutan itu juga bisa merasakan hal tersebut dan sebetulnya satwa-satwa itu juga enggan bertemu dengan manusia, rasa was-was tak bisa dihindari malam itu kami lebih siaga dari biasanya.


5753eca724a9d5e5258b456a.jpeg
5753eca724a9d5e5258b456a.jpeg

Di pinggiran sungai banyak ditumbuhi rotan yang menghijau, berbeda dari sebelumnya dimana rotan-rotan mengering dan meranggas di sekitar daerah bukaan lahan baru, sedikit saja api dinyalakan maka kebakaran akan meluas ke sekitarnya. 

Rotan adalah sumber pangan bagi masyarakat Lubuk kembang selain diolah menjadi barang tradisional yang sederhana seperti bubu alat penangkap ikan, rotan muda bisa dimakan begitu saja setelah dibersihkan hingga bagian muda terlihat putih kekuningan dengan tekstur agak lunak, sebutannya humut, istilah ini dikenal juga oleh masyarakat di pulau Jawa untuk menyebut bagian pucuk pohon kelapa, rasa pucuk rotan manis tetapi kesat, masyarakat setempat biasa membuat gulai rotan  yang sedap disantap terlebih jika dipadukan dengan daging kijang yang teksturnya lembut, Rudi anggota tim dari masyarakat sekitar TNTN berkisah ketika ada kijang keluar hutan tersesat ke perkampungan atau ke lahan HTI, mereka menangkap dan memasaknya.

5753ecb224a9d5e5258b456b.jpeg
5753ecb224a9d5e5258b456b.jpeg

( Sisi Selatan menuju Kawasan TNTN yang berbatasan dengan HTI)

Vegetasi hutan di TNTN masih beragam, terdapat hutan yang benar-benar tertutup, pohon-pohon endemik relatif banyak, sebagian kokoh menjulang tinggi diantaranya jenis meranti yaiyu pohon sialang, ulin, durian hutan dan lain sebagainya, sesekali tampak pohon-pohon besar yang lapuk dimakan usia bukan karena sengaja ditumbangkan oleh manusia, yang tak kalah menarik perhatian adalah pasak bumi banyak  dijumpai, pohon yang memiliki nama latin Eurycoma longifolia selain di Sumatera tumbuh subur di pedalaman Kalimantan, masyarakat Dayak telah mengenal dan menggunakannya sebagai tanaman yang memiliki beragam khasiat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun