Banyak orang yang sering bilang kalau nonton K-drama itu tidak ada manfaatnya. Kata siapa? Banyak K-drama yang mengandung wawasan, ilmu, bahkan benar-benar menghibur para penontonnya yang lagi galau, sakit hati, atau butuh self-healing. Balik lagi sama penikmatnya masing-masing, bagaimana mereka mencerna alur dan amanat yang tersirat dalam tontonan tersebut.
Ngomongin soal K-drama, masing-masing dari kita pasti punya K-drama favorit. Bagiku, K-drama yang menjadi pintu masukku ke dalam K-waves dan membuatku mulai tertarik dengan budaya Korea, adalah Descendant of The Sun. Sayang banget ya, sepertinya kapal kita harus karam walau sempat berlayar di real life.
Kalau disuruh nyebutin apa saja K-drama favorit selama ngedrakor, kita pasti nggak akan bisa nyebutin satu per satu, karna saking banyaknya K-drama yang sama-sama bagus, sama-sama populer, dan sama-sama nge-hits. Tapi buatku, ada satu K-drama baru yang membuatku merasa, "Oh, ada ya K-drama yang bener-bener nemenin aku galau sampai mengobati sakit hati?"
Waktu itu, November 2023, musim SNBP sama SNBT udah mulai menyala terang. Temen-temenku udah mulai belajar, beli buku sana-sini, les sana-sini. Tapi aku nggak bisa ngerasain itu. Sebagai anak pertama, aku bingung bagaimana agar tidak memberatkan finansial keluarga yang juga dibagi dengan pendidikan adikku. Akhirnya aku memutuskan untuk otodidak. Aku sering stres, nangis malem-malem, intinya aku bener-bener iri sama temen-temenku yang udah memulai progress belajar mereka, sedangkan aku masih belum ada titik terang sama sekali, dan aku nggak merasakan dukungan apapun dari orang tuaku. Sehingga aku memaksakan diri untuk berdiri dengan kakiku sendiri.
Kemudian, sesuatu muncul. Salah satu aktris yang kusuka, yakni Park Bo-Young, akhirnya comeback setelah terakhir kali aku melihatnya di K-drama "Doom at Your Service”. Awalnya aku kurang tertarik dengan posternya. Tapi setelah melihat trailer dan mengingat bahwa aktris satu ini kalau nangis selalu ngajak-ngajak, akhirnya aku coba ngintip-ngintip. Episode pertama akhirnya rilis. Waktu itu, malam hari, aku habis nangis karna selesai berantem sama ayahku, mendebatkan universitas mana yang harus kupilih. Beberapa hari sebelumnya aku juga sering nangis karna ayahku berantem dengan calon ibu tiriku. Aduh yang ini panjang kalau aku bawa kalian balik ke masa laluku, jadi udah sampe itu aja jelasinnya.
Setelah menenangkan diriku, berteriak di balik bantal malam-malam, akhirnya aku memutuskan untuk menonton "Daily Dose of Sunshine". Di episode pertama, kita akan disuguhkan dengan keseharian tokoh Jung Da-eun sebagai perawat di bangsal psikiatri. Dan dihari pertamanya bekerja di bangsal tersebut, ia menerima seorang pasien yang mengidap Bipolar di mana jika dikutip dari momsmoney.id penderitanya akan mengalami fase manik yang diartikan sebagai perasaan sangat senang, lalu disusul dengan perasaan depresi yang mendalam. Pada pandangan pertama, aku bener-bener udah tertarik banget sama K-drama ini. Sebagai INFJ yang bisa merasakan kedalaman emosi pada tokoh-tokoh di episode satu ini, aku bener-bener nangis sejadi-jadinya dan merasakan apa yang mereka rasakan saat itu juga.
Aku tidak mau mendiagnosis diriku sendiri apakah aku mengalami gangguan mental seperti yang diangkat dalam beberapa episode di K-drama ini, namun di beberapa saat aku merasa relate, aku merasa ke-trigger dengan apa yang terjadi di setiap adegannya. Aku sendiri nggak pernah datang ke psikolog atau ke psikiater untuk bercerita tentang kondisiku yang kalau marah suka benturin kepala ke dinding, kalau kesal suka gigit jempol sekuat-kuatnya. Tapi jika ada layanan psikolog gratis aku mau banget plis. Dan aku yakin itu jarang ada.
K-drama ini benar-benar memberikan banyak makna bagiku. Sepanjang episode aku selalu disuguhin sama nasehat bijak dari tokoh-tokohnya dan luka yang kurasakan saat itu, stres yang menekan diriku saat itu, pelan-pelan mulai menghilang. Saat tiba di episode di mana Jung Da-eun mengidap depresi karna salah satu masalah, aku lagi-lagi nangis karna aku seakan merasakan apa yang ia rasakan. Ia yang tidak mau dianggap sakit mental, dirinya yang bingung harus ngapain, hidupnya yang semakin tidak berwarna, aku seakan bisa merasakannya.
Apalagi di episode itu Park Bo-young bener-bener totalitas banget. Dia nangis dikit aja, rasanya aku bisa nangis seember. Pelan-pelan Jung Da-eun mampu sembuh dan melakukan aktivitas seperti biasa, walau ia akan dicap sebagai perawat bangsal psikiatri yang pernah jadi pasien gangguan jiwa. Dan bersamaan dengan itu juga, stres dan tekanan yang ada dalam diriku, semua luka yang menggores hatiku, pelan-pelan menghilang.
Ada banyak quotes dan pelajaran yang aku suka banget dari drama Netflix ini. Orang-orang di luar sana yang mengalami gangguan mental, terkadang mereka sebenarnya tidak hanya butuh dirawat, tapi mereka juga butuh untuk didengarkan. Mereka adalah orang-orang yang tidak punya tempat untuk bercerita, tempat untuk berkeluh kesah, sehingga memendamnya dalam hati adalah jalan yang mereka ambil, dan itu pastinya akan mengganggu mental mereka. Kemudian di sini aku juga belajar, kalau kita nggak selamanya bisa membanggakan dan membahagiakan orang lain.