Masih ingat nada pengiring game tahun 90-an seperti Super Mario, Pacman, Endless race, Battlezone, Donkey Kong, Popeye, Fatal Fury: King of Fighters, Mortal Kombat, Dll. suara yang dihasilkan sangat unik seperti menciut-ciut inilah yang membuat pendengar tertarik memasukannya jadi bagian jenis musik.
Medium tersebut memberikan fleksibilitas kepada para komposer dalam menciptakan instrument sendiri, tetapi dikarenakan sound chip komputer pada saat itu hanya tersedia simple tone generator dan noise generator, mengakibatkan keterbatasan dalam menciptakan sound yang lebih complex. Chiptunes kadang terdengar “kasar” dan “menciut2” bagi para pendengar yang tidak biasa dengan musik tersebut dan chiptune juga sangat berhubungan dekat sekali dengan video game music.
Tentu saja, hanya orang-orang kreatif, berani dan iseng yang mampu mereka-daya/ menjebol Nintendo sampai menjadi musik. Di sebaliknya ada proses hacking, tracking, perkabelan, dan tentu saja kreativitas membuat musik itu sendiri. Di Indonesia, masa keemasan chiptune berlangsung di tahun 2008, dimana banyak musisi chiptune terdongkrak namanya karena membuat musik dari media yang tidak biasa.
Di Indonesia sendiri masa ini mulai muncul pada awal 2008 salah satunya oleh Vibrick, jenis musik ini mulai berkembang dan terbagi dan bisa digabungkan dengan jenis musik lainnya yaitu Jazz, Punk, Pop, Rock, Dubstep, Hard Rock, SKA, House Music, Blues, Fusion bahkan Musik keras Metal.
Syubidubidapap band asal Bandung ini meng-cover lagu Crayon Shinchan menjadi lebih kreatif dan terdengar asyik, ada juga Fun Fun For Me, Little Bite, Mobilderek, dan masih banyak lagi.
8-bit juga menyerang musik keras seperti Deathcore dan Nintendocore Indonesia diantaranya banyak dari kota Sidoarjo antara lain Teddy is Not Loser, Krabby Patty, Pamit, Clint Clearista dan juga Zombie vs Plants. dari daerah lain juga ada seperti Dinosaur can Fly, Astrayboy, Bibir Merah Berdarah, We kill with kick, Last of Nightmare, Electric Monster Onfire dan masih banyak lagi. terlihat asing ya nama band2 nya? ya karena berkarya lewat jalur underground yang artinya tanpa label besar dan masuk tv, hehe
di berbagai kota dan daerah mulai berkembang komunitas-komunitas chiptuners ini seperti Surabaya, Jakarta, Bandung. Di Jakarta juga berdiri sebuah komunitas induk bernama Indonesian Chiptunes, sebagai pusat interaktif bagi para pelaku musik ini. Di beberapa negara di luar negeri seperti Amerika, Inggris, musik seperti ini juga populer.
Semoga jenis musik 8-bit ini dapat diterima masyarakat sebagai pembaruan nada-nada modern. Kita berharap ada sisi lain disamping jenis-jenis musik yang ada. Para anak muda terus kreatif dan berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H