Mohon tunggu...
Danang A. Ichwan
Danang A. Ichwan Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Dalem - Sinau Komunikasi

Baca - Tulis - Latih - Praktik - Baca Lagi - Tulis Lagi - Latih Lagi - Praktik Lagi. Terusss... Semoga konsisten sampai akhir nanti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadan bersama Corona

23 April 2020   18:53 Diperbarui: 23 April 2020   18:49 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Malam ini, Insyaallah umat muslim Indonesia akan taraweh bersama. Apa artinya? Esok, Saya dan Anda umat muslim Indonesia jalani ibadah puasa. Namun kali ini jelas ada yang beda, karena saat ouasa, Corona berada di tengah kita. Sedih, tapi itulah kondisi senyatanya. Maka, mari ikhtiar & berdoa bersama, supaya Corona cepat pergi dari Indonesia.

Sejatinya, jika kita buka mata hati kita, banyak saudara kita di luar sana yang jauh lebih menderita. Tak hanya merana akibat ibadah terkungkung Corona. Ada yang berkurang nikmat sehatnya, ada pula yang sedang berkabung dan berduka, bahkan di antara kita terpaksa hilang mata pencahariannya.

Lalu apakah kita yang kondisinya lebih beruntung akan bersikap sia-sia?
Allah menguji umatnya dengan apa saja, bencana, kesulitan, kesempitan bahkan kesenangan. Tapi yakinlah bahwa bersama kesulitan sungguh ada kemudahan. Maka jika wabah Corona adalah kesulitan, artinya bersamanya juga ada kemudahan. Saya pun tidak tahu apa kemudahnnya. Mari kita cari tahu bersama.Caranya?

Allah SWT berfirman yang artinya : Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Dan Sholat itu sungguh berat kecuali bagi orang yang khusyuk.

Jadi jelas, kalau kita ingin keluar dari masalah, maka mintalah pertolongan kepada Allah yakni dengan sabar & sholat. Kita disuruh sabar dulu karena sabar memampukan dan menguatkan kita sehingga sholat kita khusyuk, bersikap tak grusa grusu dan teguh.

Biasanya kita "diserang' euforia, saat Ramadhan datang, umat berbondong tak terhadang. Masjid luber pengunjung, tapi satu-dua minggu kemudian, shafpun mulai lengang. Jamaah berpindah meramaikan pertokoan & restoran untuk acara buka bersama & belanja keperluan lebaran.

Belum lagi beberapa suara letusan mercon yang kerap kita dengarkan, mengalahkan suara adzan & tadarusan. Sahur on the road yang mengasyikan tapi berakibat subuh yang ketinggalan. Banyak hal yang selama ini kita kerjakan tak bisa lagi kita lakukan akibat Corona datang menghadang.

Mari kita yakini bahwa segala cobaan akan menghilang, kita maknai keterbatasan Ramadhan kali ini menjadi dorongan menguatkan kekhusyukan & keyakinan, membangun keikhlasan & keteguhan. Ramadhan adalah bulan terbaik di antara bulan lainnya. Segala berkah tercurah di setiap detik, menit, jam dan harinya. Bahkan saking dahsyatnya, tidurpun menjadi amalan bagi anda. Pergunakan setiap waktu tanpa sia-sia, kerjakan seluruh ibadah di rumah saja.

Rasul SAW bersabda : Man shoma romadhona imanan wahtisaban ghufiro lahu maa taqoddama min dzanbih. Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan iman dan berharap pahala dari Allah SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Maka itu, mari kita niatkan Ramadhan dengan segenap keterbatasan ini sebagai ladang ibadah kita, menanam & menyebar apapun hal yang manfaat & berguna, seraya berdoa, kita mendapat setimpal pahala dari Allah SWT.

Marhaban Yaa Ramadhan.

Semoga Allah SWT menyehatkan & menyelamatkan kita semua. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun