Cukup itukah? Belum. Bersamaan itu, kuatkan soliditas. Kukuhkan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Bersama berupaya enyahkan Corona sejak dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, hingga Masyarakat. Komando dari pimpinan negeri sudah nyata, satu visi satukan langkah melawan Corona.
Sementara itu, bangun rasa solidaritas antar sesama anak bangsa. Senasib sepenanggungan dan setia kawan. Kini saatnya menengok kanan kiri kita, tetangga, handai taulan, kolega hingga saudara. Adakah yang tak seberuntung kita? Pasti banyak. Beberapa terpaksa berhenti bekerja demi ikhtiar melawan Corona. Mereka tunda tuntutan penghidupan keluarga. Tak adil rasanya jika kita menuntut mereka untuk maju bersama melawan Corona, sedang nafkah keluarga digantung semena-mena.
Kepada mereka inilah, kita tunjukkan peduli, hirau bahwa ada sebagian di sekitar kita yang sungguh terdampak Corona. Tunjukkan rasa empati bahwa kita juga merasakan dan memahami kesulitannya. Ketuk pintu hati masing-masing untuk saling berbagi dalam tragedi, silakan dengan kekuatan dan cara masing-masing. Intinya, jangan hanya habiskan energi untuk kepentingan pribadi bahkan menari dan memetik keuntungan sendiri, tapi kuatkan kohesi demi negeri. Itulah PANCASILAIS sejati!
Barangkali itu yang kita butuhkan dan bisa dilakukan di tengah tragedi negeri. Saya masih yakin, kita semua masih kental dengan "DNA Indonesia"Â yakni PANCASILA. Demi negeri, marilah kita berikhtiar, sumbangkan kemampuan, dan tanggalkan ke-AKU-an. Insya Allah Indonesia segera pulih dan lanjut memajukan negeri. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H