Mohon tunggu...
Agustinus Danang Setyawan
Agustinus Danang Setyawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Vortiter In Re, Sauviter In Modo || Teguh dalam Prinsip, Lentur dalam Cara

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Harmoni dari Kompasiana untuk Kompasianer

9 Mei 2021   00:03 Diperbarui: 9 Mei 2021   00:44 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Edi Wahyono

Memberi Arti

Bagi saya, melalui samber THR ini, Kompasaia sendang mengajarkan apa yang disebut 'Menghargai'. Karena hal tersebut, saya pun teringat quote dari Najwa Shihab ini:

"Di tanah kita, agama dan tradisi saling memberi arti, membuka peluang untuk saling menghargai."

Judul yang saya angkat sejatinya adalah representasi dari quote Najwa Shihab itu yang akhirnya di-ejawantah-kan (Indonesia: diaktualisasikan, diwujudnyatakan) oleh Kompasiana sebagai platform blogging yang inklusif. Maksudnya, tema THR yang diangkat Kompasiana adalah tema-tema Islami, tetapi semua Kompasianer yang multi entnis dan kultural memiliki peluang yang sama untuk mengabil dan membagikan nilai-nilai hidupnya yang sejalan dengan tema harian itu.

Maka bagi saya, apa yang dikatakan Najwa Shihab sekarang menemukan dimensinya. Saya yang non muslim akhirnya tertantang untuk terlibat di Samber THR. Motivasi saya hanya satu, yaitu mau memberi arti sehingga akhirnya mampu menghargai.

Habis Duka Ada Suka


'Kedukaan' saya adalah, saya tak mampu mengikuti semua tema yang ditawarkan Kompasiana dalam Samber THR ini. Bukan karena malas, tetapi ada hal-hal tertentu yang memang tidak saya kuasai. Sebenarnya, jari ini ingin mengetikan sesuatu tetapi batin ini belum 'In' karena belum terselami secara imanen. Tetapi keterbatasan inilah yang akhirnya malah menjadi peluang saya untuk berbagi arti kehidupan, sekalipun saya tidak melalukan semua tahapan tradisi Lebaran ini.

Saya tak pernah berkecil hati sekalipun saya tidak bisa memaksimalkan semua tema yang ditawarkan. Sebaliknya, saya malah bersyukur karena dapat terlibat dan berbagi arti kehidupan melalui beberapa tema yang paling tidak pernah saya alami dalam perjalan hidup saya. 

Kompasiana saya akui berhasil merangsang setiap Kompasianer untuk melibatkan diri. Kompasianer yang non Muslim pasti juga tertantang untuk berbagi pengalaman hidupnya. Persis serperti yang dikatakan Najwa, Kompasiana saya anggap sedang berusaha untuk mewujudkan sikap saling menghargai itu. 

Kita tahu bahwa di Indonesia, yang namanya toleransi dan saling menghargai itu masih sangat sulit terjadi. Setiap gesakan yang terjadi di masyarakat akan menjadi bencana dan perpecahan jika membawa-bawa nama 'agama'. Agama yang berada dalam ranah privat itu seakan-akan menjadi benteng pemisah antar sesama yang berbeda keyakinan.

Apresiasi akhirnya saya berikan kepada Kompasiana yang mempunyai komitmen baik untuk membuka sekat ketertutupan itu. Kompasianer ahirnya tak perlu canggung atau malu untuk berbagi nilai hidup. Kompasiana akhirnya menjadi wadah yang baik bagi tersemainya nilai keharmonisan. Saya yakin, jika setiap Kompasianer memiliki komitmen untuk mewujudkan cita-cita Kompasiana, Indonesia akan teredukasi dengan lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun