Mohon tunggu...
DANANG PRIHATMAJA,S.Pd.
DANANG PRIHATMAJA,S.Pd. Mohon Tunggu... -

kami adalah orang-orang yang sangat mencintai bumi nusantara dengan NKRI nya, dan nasionalis agamis yang sangat menjunjung nilai-nilai prularisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bekerja sebagai seorang pendidik dan mencintai nilai-nilai budaya bangsa terutama seni beladiri pencak silat dan pernafasan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Menumbuhkan Kemandirian Ekonomi dalam Keluarga

31 Maret 2010   15:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:04 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_107457" align="aligncenter" width="447" caption="menumbukan jiwa bergotong royong sejak dini dalam kehidupannya (doc.dnang_prihatmaja)"][/caption] [caption id="attachment_107476" align="aligncenter" width="471" caption="Rakyat berkarya menguatkan ekonomi keluarganya (simpang lima gumul.doc.danang_prihatmaja)"][/caption] Dengan semakin maraknya pengaruh budaya luar yang menurut sebagian pihak sudah mulai melunturkan kepridian asli dari Bangsa Indonesia, juga membanjirnya penyalahgunaan NARKOBA pada generasi muda kita serta banyak lagi efek domino terhadap BAHAYA LATEN KORUPSI yang mau tidak mau rakyat Indonesialah yang menanggung akibatnya, karena semakin berat beban ekonomi dalam keluargannya baik yang bersifat mikro maupun makro, dan efeknya tentu banyak sekali salah satunya banyak anak usia belajar yang justru mengalami putus sekolah bukan karena anak-anak ini bodoh tetapi lebih banyak karena orang tuannya tidak bisa membiayai sekolahnya, biarpun pemerintah telah melakukan kebijakan untuk menyelamatkan ANAK-ANAK BANGSA ini dari terputusnya akses pendidikan yang contoh kebijakan pemerintah tersebut antara lain program jaring pengaman sosial, kompensasi BBM, BLT yang  khusus bantuan bagi anak sekolah adalah BOS Dan kebijakan dari pemerintah ini ternyata masih belum bisa membendung tingginya tingkat siswa rawan putus sekolah, dari hasil beberapa penelitian ternya faktor dominan SISWA RAWAN PUTUS SEKOLAH hampir 83 % karena kurang kokohnya pondasi ekonomi orang tua dalam pemenuhan jatah kebutuhan pokok hidupnya dari hal inilah pemahaman arti tentang BERGOTONG ROYONG dalam keluarga untuk menjalani kehidupannya sangat diperlukan, karena ternyata hal ini juga merupakan pondasi yang kokoh penyelesaian pemasalahan dalam keluarga, falsafah BERGOTONG ROYONG dalam kehidupan keluarga  dengan pemahaman kegiatan yang positif tentunya akan memberikan  EFEK QUANTUM yang luar biasa. Karena  bangsa ini sangat memerlukan GENERASI BARU ANAK-ANAK BANGSA yang memiliki jiwa BERGOTONG ROYONG MURNI dalam segala sendi-sendi kehidupannya. Ketulusan dalam belajar, bekerja, sling membantu tanpa adanya pamrih sepertinya sudah sangat langka dijumpai dalam kehidupan sehari-hari kita. Dan tentunya kita akan tersentak bila kita disuguhkan betapa seorang anak kecil penuh riang dan gembira membantu orang tuanya dalam mencari nafkah dengan melakukan perbuatan yang memang mampu si kecil lakukan tanpa "ADANYA EKSPLOITASI DARI ANAK TERSEBUT DARI ORANG TUANYA", dan tentunya sang anak ini "TELAH MERAJUT IMPIAN DALAM HIDUPNYA UNTUK MEMAHAMI KEHIDUPANNYA YANG AKAN DATANG". Harapan kita semua tentunya pemerintah akan semakin memahami betapa kebijakan untuk memperkokoh ekonomi setiap ekonomi keluarga dari rakyat Indonesia tercinta ini, tentunya juga akan memperkokoh ekonomi bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Hanya kapan PEMIMPIN dan BUKAN PEMIMPI negeri ini segera sadar tentang betapa TULUS DAN IKLASNYA rakyat kita dalam mengikuti PEMIMPINYA dan BUKAN PEMIMPINYA. Salam persaudaraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun