Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rahasia Sinetron Bertahan Walau Tak Layak Tayang

3 Agustus 2014   19:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:31 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mungkin masih banyak yang mengingat kisah "Tersanjung" yang sudah mampir ke tiga stasiun TV, dengan angka yang mencapai angka 8 dibuntutnya. Atau kisah Cinta Fitri, yang sampai tiga kali puasa, tiga kali lebaran tak kunjung usai. Lalu bagaimana sesungguhnya sebuah sinetron bisa tayang dilayar kaca anda?

Pertama, produser akan memanggil sutradara dan penulis, untuk berdiskusi menyoal cerita yang akan disajikan, bagaimana cerita tersebut menjadi menarik dan menyita perhatian masyarakat. Setelah itu, soal artis yang akan dimainkan biasanya menjadi tanggung jawab sutradara. Sutradara diyakini lebih mengetahui "orang" yang seperti apa yang sedang dinanti publik.

Setelah semua perangkat siap untuk melakukan shooting, termasuk kru kru sinetron, mulai dari cameraman, art director, sampai boomer, bahkan pembantu umum maka tahap awal shooting adalah membuat promosi sinetron.

Bagian Promosi sinetron ini biasanya hanya lima episode, tapi menjalankannya bisa sampai setahun bahkan dua tahun. Inilah penyebab mengapa seringkali kita melihat sebuah promo Sinetron dengan tambahan kata "Segera" namun tak kunjung tayang dilayar kaca kita. Karena, disaat lima episode "terbaik" awal selesai, bisa terjadi benturan disana - sini yang menyebabkan harus adanya revisi.

Biasanya lima episode awal ini dibuat sangat menarik, hingga masyarakat menjadi ingin untuk mengikuti terus kelanjutannya.

Episode - episode setelah lima episode awal, masih dipertahankan sangat baik kualitasnya, sampai episode 30, 50 atau bahkan episode 100.

Disinilah rating menjadi sangat berpengaruh, ketika mendapat sambutan baik dari masyarakat, maka sinetron akan terus berlanjut. Sebaliknya, jika sambutannya kurang menguntungkan, pihak produser bisa dengan buru - buru "membungkus" program tersebut.

Nah, jika sudah menembus angka 100 pada episodenya, biasanya (hampir di semua sinetron Indonesia) konflik yang akan muncul adalah "amnesia" dan "masuk penjara" bahkan "tokoh utama mati", konflik ini diyakini sangat kuat, sangat menyita perhatian penonton. Tanpa sadar, penonton sesungguhnya sudah menyaksikan cerita yang sama bahkan sebelum sinetron ini tayang.

Dimasa - masa ini adalah masa kritis bagi penulis dan sutradara. Namun, belakangan kisah "amnesia" "masuk penjara" dan "kematian" ini diakali dengan penambahan tokoh dalam sinetron. Jadi jangan heran, kalau disatu sinetron bisa banyak tokoh didalamnya, yang bahkan tidak saling berkaitan.

Disamping itu, akan tiba saatnya "flash back" menjadi senjata utama, untuk mengulur tayangan. Adegan flash back ini bisa terjadi akibat dua hal, yang pertama, ide para penulis yang memang sudah buntu, atau memang tidak ada stok tayangan yang harus ditampilkan ke layar kaca.

Stok tayangan bisa menjadi kosong, karena ada sebagian Production House, yang shooting siang, tayang malam. Tak jarang dalam satu hari harus dipaksakan untuk shooting dua episode sekaligus, karena sistem kejar tayang yang memenjara waktu sang pelaku produksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun