Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Asuransi atau Simpan Uang dibawah Bantal?

3 April 2015   02:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:36 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Pernah suatu hari saya berpergian dan lupa membawa handphone, alias ketinggalan dirumah. Sekembalinya kerumah, saya sudah mendapati ponsel saya dengan beberapa panggilan tak terjawab. Awalnya saya berpikir bahwa ada beberapa teman yang ingin menghubungi saya, atau ada juga yang rindu pada saya awalnya...

Ketika membuka daftar panggilan tak terjawab tersebut, dua diantaranya nomor yang terdaftar, sedang beberapa lainnya tidak tercantum sama sekali bahkan di history call dan sms. Saya mengabaikan daftar tersebut. Keesokan harinya saya menerima panggilan lagi, dan kali ini saya angkat. Yang pertama adalah sales kartu kredit dan beberapa jam berikutnya ada satu lainnya yang merupakan sales asuransi.

Saya akhirnya tertarik ketika diajak bertemu oleh sang sales asuransi, tapi sebelum cerita saya lanjutkan ada baiknya disisipkan dulu cerita tambahan berikut ini ;

1.Kakek saya meninggal dunia tanpa asuransi, dan anak – anaknya nyaman – nyaman saja setelah kepergian beliau. Beliau sakit sebelum meninggal, tapi tidak terlihat keberatan dalam membayar biaya rumah sakit meski tanpa asuransi.

2.Nenek saya masih hidup, beliau selalu menyimpan uang dibawah bantalnya – tipikal wanita jaman dulu – nenek saya pernah berkata “nanti kalau saya sakit, saya punya uang untuk berobat”

Nah, dua kisah diatas, menjadi bekal saya dalam menemui sang sales.

Sales akhirnya menjelaskan manfaat asuransi, dan berulangkali mencoba mempengaruhi saya untuk berasuransi. Dan jawaban saya sudah pasti Tidak!

Waktu – waktu berikutnya, nomor handphone saya tampaknya sudah tersebar dikalangan sales baik kartu kredit maupun asuransi. Dan siapapun dia, jawaban saya masih sama. Tetap tidak mau menggunakan jasa Asuransi.

Alasannya cukup mudah, buat saya sendiri :

Yang pertama saya masih muda, masih bisa bekerja dan masih kua serta yang terpenting saya masih single. Artinya jika saya meninggal dunia, tidak ada tanggungan yang terbebani akibat kematian saya. Jika saya kecelakaan atau sakit, saya masih memiliki tabungan untuk membiayai pengobatan saya. Kalaupun saya terkena kanker, butuh waktu sekitar dua atau tiga tahunan sampai kanker itu benar – benar menggerogoti badan saya. Masalahnya adalah, saya tidak tahu apakah saya masih hidup dua atau tiga tahun kedepan.

Yang kedua pun jika saya sudah menikah kelak dan punya anak, asuransi tampaknya bukan pilihan yang cukup baik untuk jaminan keluarga saya. Adalah lebih baik untuk saya membangun sebuah usaha (kontrakan misalnya) untuk menopang keluarga bila saya sudah mati. Dan kalau sudah punya anak, bisa saya pastikan saya akan hidup sehat karena ingin melihat anak – anak saya tumbuh dewasa dan menikah anda pasti seperti itu juga toh? Kalau anak – anak saya sudah menikah dan saya kemudian meninggal dunia, saya juga tidak meninggalkan beban untuk keluarga saya nantinya.

Yang ketiga alasan yang paling sering saya terima adalah kecelakaan dijalan saat berpergian. Cukup baik sepertinya untuk berasuransi, hanya saja saya adalah tipikal orang yang menggunakan jasa angkutan umum, dan setahu saya angkutan umum yang paling sering kecelakaan sudah punya asuransinya sendiri untuk penumpang. Maksud saya, untuk ukuran angkot yang tidak ada asuransinya, jarang sekali terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian.

Disamping itu yang menjadi masalah saya sehingga belum ingin berasuransi adalah, proses klaim. Dibeberapa perusahaan asuransi, klaim bisa saja dibatalkan bila si tertanggung dianggap terbukti melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri. Maksud saya, orang – orang yang mati bunuh diri, asuransinya tidak dapat di klaim (saya tidak tahu bagaimana cara saya mati kelak). Ada lagi klausa yang membuat saya semakin berat untuk mengasuransikan diri, yaitu bila tertanggung adalah terpidana mati dan mati karena hukuman dari pengadilan (saya sendiri belum tentu tidak akan mengalami hal tersebut dikemudian hari)

Pada akhirnya, menyimpan uang dibawah bantal atau berinvestasi didunia nyata seperti properti dan lain – lain adalah asuransi terbaik bagi saya.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun