Lentera asa itu kemudian pudar
Dan aku terbangun dari mimpi yang nyaris membuatku tak sadar
Di sini aku berdiri pada persimpangan jalan
Memilih langkah baru atau diam sebagai perhentian
Aku hilang pada percikan api yang temaram
Dingin terkutuk membawaku pada kesedihan malam
Sudah tiada duka yang bisa diceritakan
Sebab tiada pula yang akan sudi untuk memperhatikan
Sendiri aku pada tepian fajar yang tersenyum ramah
Seolah esok aku akan segera menemukan sebuah rumah
Tepat hati bisa menetap dan bukan sekadar singgah
Saling berbagi luka dan menyembuhkan resah
Pada senja yang malu dan jingga membeku
Aku sujud di pelataran yang tak pernah disentuh dimasa lalu
Adakah teman yang hari ini akan memanggilku
Ataukah sendiri adalah jalan yang disediakn takdir padaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H