Sebagai seorang penikmat buku, perpustakaan adalah salah satu tujuan utama saya ketika mampir ke suatu daerah. Beberapa perpustakaan yang pernah saya kunjungi adalah ; Perpustakaan Nasional RI saat masih beralamat di Salemba, Jakarta Pusat, kemudian Perpustakaan Universitas Indonesia yang berada di Depok, Jawa Barat, Perpustakaan Daerah di Kota Medan, dan yang terakhir serta merupakan favorit saya adalah Perpustakaan Daerah Yogyakarta.
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, perpustakaan adalah tempat membosankan untuk dikunjungi. Kecuali untuk sekedar mencari literatur kebutuhan tugas pendidikan, tampaknya gudang pengetahuan itu akan sepi pengunjung. Tak heran bila akhirnya bangsa kita berakhir pada pemahaman literasi yang buruk. Bagaimana tidak, buku yang gratis untuk dibaca saja masih banyak yang enggan untuk menikmatinya, apalagi kalau kita bicara tentang buku yang berharga puluhan bahkan ratusan ribu rupiah di toko buku.
Namun, Perpustakaan Daerah Yogyakarta mencoba kembali meyakinkan kita untuk bisa merasakan kembali kehangatan buku -- buku yang siap untuk membuka jendela dunia yang tampaknya semakin sempit saja dewasa ini. Sebelum membahasa Perpusda Yogyakarta, saya hendak menuturkan alasan mengapa sebaiknya kita lebih cinta pada perpustakaan dan buku daripada informasi -- informasi yang tersebar di internet.
Berbeda dengan informasi yang ada di internet, pada buku kita bisa menemukan banyak pengetahuan yang lebih terfokus. Selain itu, penulis -- penulis buku ini biasanya adalah yang berpengalaman di bidangnya masing -- masing, berbeda dengan internet yang kebanyakan penulisnya hanya comot sana sini dijadikan sebuah karangan bebas. Pengalaman para penulis buku juga tak dapat ditampik, dan yang lebih mengejutkan, buku biasanya memberi informasi yang lebih luas daripada internet. Sehingga menempatkan buku -- buku di rak perpustakaan, adalah ide bagus agar manusia bisa menikmati pengetahuan secara gratis dan memang sudah sewajarnya kita tidak memandang usia jatuh cinta pada perpustakaan.
Kembali pada Perpusda Yogyakarta yang terletak di Jalan Raya Janti, Wonocatur, Banguntapan, Bantul, DIY ini disebut sebagai Grahatama Pustaka. Perpustakaan yang berada tepat disebelah timur Jogja Expo Center ini juga disebut -- sebut sebagai perpustakaan daerah terbesar di Indonesia.
Sama seperti kebanyakan perpustakaan di Indonesia, Grahatama Pustaka juga menyediakan koleksi buku baik dari yang disebut sebagai buku langka maupun yang terbaru. Baik secara cetak ataupun digital. Grahatama Pustaka dibuka untuk umum, baik anak -- anak sampai orang dewasa, juga tersedia layanan untuk disabilitas.
Gedung yang dibangun terdiri dari tiga lantai ini memberikan layanan sebagai berikut ;
- Lantai 1 : Layanan Koleksi Anak, Ruang Bermain, Ruang Mendongeng, Ruang Musik, Paludarium, Bioskop atau Sinema Enam DImensi.
- Lantai 2 : Ruang pameran, layanan koleksi bralier, layanan koleksi umum, layanan referensi umum, dan auditorium.
- Lantai 3 : Layanan koleksi digital, gambar termasuk e-journal, layanan koleksi langka, layanan surat kabar, layanan koleksi peraturan perundangan, layanan koleksi skripsi, ruang seminar dan diskusi, ruang audio visual.
Selain itu Grahatama Pustaka juga menyediakan ruang terbuka serupa beberapa gazebo yang terletak dibelakang perpustakaan.
Berbeda dengan Perpustakaan Nasional RI yang mana para pengunjung tidak boleh mengambil sendiri koleksi yang hendak dibacanya, Grahatama Pustaka membiarkan para pengunjung untuk memilih sendiri dan mengambil sendiri kebutuhannya. Kemudian, setelah selesai membaca, para pengunjung diharapkan meletakkan bukunya di meja yang berada didekat resepsionis setiap ruang baca.
Kemudian yang harus diketahui adalah, ruang baca Grahatama Pustaka dibalut dengan karpet. Sehingga, alas kaki adalah sesuatu yang terlarang untuk digunakan didalam ruang baca. Untuk itu, disetiap pintu masuk ruang baca disediakan rak sepatu atau kantung untuk menyimpan alas kaki apabila memang hendak dibawa masuk.