Sudah tiga hari anaknya ditanah perantauan, hati Ratna tak berhenti gelisah ingin segera mendapatkan kisah. Jam setengah sepuluh malam, ketika Ratna akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah panggilan.
Percobaan pertama, anaknya tidak menjawab. Ratna tidak patah arang, kembali dihubunginya anaknya itu sekedar mendengar suara untuk melepas rindu.
"iya bu..." Dimas akhirnya menjawab telepon Ratna.
"Gimana Bali?" kata Ratna tidak sabar mendengar cerita dari putra satu -- satunya itu.
Dimas menceritakan bahwa dia baru saja siang tadi menjalani interview kerja. Semuanya berjalan lancar, saat ini anak itu sedang bersama seorang teman di daerah Seminyak sekedar melepas penat.
Bagaimanapun, Ratna mengerti. Malam minggu adalah waktu tepat bagi anak muda saling bertukar kisah dengan sahabat atau kekasih. Tak lupa, Ratna mengingatkan Dimas untuk menjaga kesehatan, dan agar kelak bila sudah bekerja bisa menjalani pekerjaannya dengan baik.
"Dimas..." Ratna tidak mendapatkan jawaban lagi setelah hampir setengah jam percakpan itu berlangsung. "mas..." kata Ratna sekali lagi, sebelum akhirnya sadar teleponnya sudah terputus.
Ratna berpikir, mungkin pulsa teleponnya yang sudah habis. Wanita paruh baya itu berencana besok akan melakukan isi ulang, dan kembali menelpon Dimas.
Malam itu, dua belas oktober dua ribu dua, ketika Ratna akhirnya mendapat kabar bahwa putra semata wayangnya akan segera pulang ke kampung halaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H